Saturday 18 April 2015

Cerpen: GADIS BIASA

GADIS BIASA
Karya  : Farah Shabrina Nur Amalina


Ussy adalah seorang gadis berpenampilan biasa, bukan dari keluarga terpandang, peringkat di kelasnya pun biasa saja. Tak ada yang menarik dalam hidupnya dan di dalam dirinya. Ia sering tidak dianggap dan direndahkan oleh teman-temannya walaupun teman-temannya tidak menunjukkan sikapnya secara langsung.
Memang ketika di depan Ussy teman-temannya bersikap seolah biasa saja, tetapi Ussy tahu bahwa mereka hanya berpura-pura. Walaupun begitu, Ussy juga tetap memiliki teman yang dekat dengannya yaitu Rahma, Ina dan Sari. Mereka bertiga selalu bersedia mendengar keluh kesah Ussy. Saat Ussy tidak mengetahui materi tertentu mereka selalu membantu Ussy begitu juga apabila mereka memerlukan bantuan Ussy dengan senang hati membantu mereka.
"Rahma, ajarin aku kimia dong aku masih belum paham." pinta Ussy.
"aah aku juga nggak bisa Ssy." ucapnya rendah hati.
"kalo kamu nggak bisa, aku gimana dong?"
"yaudah aku ajarin semampuku ya" Lalu Rahma dengan sabar membantu Ussy.

Setelah diajari oleh Rahma, Ussy merasa lapar dan mengajak Rahma, Ina dan Sari ke kantin sekolah. Mereka menuju ke kantin dengan bercengkerama. Sesampainya di kantin, mereka melihat beberapa teman sekelasnya. Kebiasaan Ussy sebelum menyapa adalah memperhatikan orang tersebut apakah ia juga akan membalas sapaannya. Dengan ragu Ussy tersenyum ke beberapa teman sekelasnya tersebut. Reaksi mereka berbeda-beda ada yang diam saja tanpa ekspresi dan ada yang berpura-pura memainkan handphone. Ussy membatin 'kenapa mereka seperti itu? Apa salahku pada mereka? Setahuku aku tidak pernah berbuat salah pada mereka. Dekat dengan mereka aja nggak, mungkin aku pernah melakukan kesalahan tetapi aku nggak menyadarinya'. Setelah Ussy melewati mereka, mereka langsung tertawa terbahak-bahak dan Ussy merasa dirinya sedang dicemooh mendengar tawa mereka yang entah mengapa terdengar mengejek menurutnya.
Saat di kelas Ussy mencoba untuk bertanya kepada Mala salah satu anggota genk tersebut.
"Mala" seru Ussy.
"Mala" seru Ussy kedua kalinya dengan suara agak lebih keras.
"Mala!" ia menoleh dan memberikan tatapan kebencian dengan menoleh perlahan menunjukkan kesombongannya. Dalam hati Ussy sangat marah tetapi ia menahannya karena ia tidak mau bertengkar dan demi menjaga perdamaian. Ussy memaksakan tersenyum dan berkata, "boleh aku tanya sesuatu?"
"Nggak! Udah deh kamu nggak usah deket-deket aku! Kamu tuh cuma cewek rendahan, bodoh, dan nggak tau malu!"
Ussy benar-benar terkejut mendengar jawaban dari Mala.
"Aku salah apa sampe kamu kaya gitu? Aku juga tanya baik-baik." Mata Ussy mulai berkaca-kaca.
"Kamu itu nggak cantik, foto aja editan dari camera360 jadinya muka asli kamu yang berjerawat nggak keliatan jerawatnya, pelajaran aja sering remidi, udah gitu kamu itu aneh dan aku nggak mau deket-deket kamu!" ucap Mala lantang hingga seisi kelas memperhatikan mereka berdua.
"Oh karena itu kalian merendahkan, meremehkan dan bahkan tidak menganggap aku? Kalo itu alesannya aku bisa terima karena memang itulah kenyataannya dan aku sadar diri tentunya dengan berusaha menjaga jarak dari kalian agar kalian tidak terganggu dengan keberadaanku. Hanya saja, untuk kali ini aku tidak bisa mencegah rasa penasaranku berlanjut jadi kuputuskan tadi untuk mencoba bertanya padamu, dan mendengar perkataanmu barusan membuatku tersadar bahwa aku dan kalian berbeda kasta. Aku hanyalah seonggok sampah bagi kalian." Ussy menahan tangisnya agar tetap terlihat tegar.
"Baguslah kalo kamu sadar diri, hahaha" Mala dan genknya tertawa bangga bisa mempermalukan Ussy.
Lalu Ussy duduk kembali ke kursinya sambil menundukkan kepala, ia malu dan sedih atas perlakuan Mala dan teman-temannya. Ia bingung apa yang telah dilakukannya sehingga membuatnya begitu dibenci oleh mereka.
Rahma, Ina dan Sari mendekati Ussy dan menenangkannya namun Ussy hanya ingin sendiri sekarang. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia bingung harus bagaimana. Ia ingin bertanya kepada semua orang apa salahnya hingga ia dipandang sebelah mata oleh teman-temannya. Tetapi ia harus bertanya kepada siapa? 'pasti tidak ada yang mau berteman denganku lagi sekarang, kata orang-orang masa SMA adalah masa yang paling indah tetapi bagiku masa SMA adalah mimpi yang sangat buruk bagiku' pikir Ussy.
Lalu setelah bel pulang berbunyi, Ussy memberanikan diri berjalan mendekati genk Mala dan berkata, "Aku minta maaf jika selama ini keberadaanku hanya membebani kalian dan aku akan akan selalu menghindar apabila ada kalian agar kalian tidak merasa terganggu." ucap Ussy sungguh-sungguh.
Mala yang mendengar itu pun sedikit tersadar betapa kejamnya ia memperlakukan Ussy padahal Ussy tidak pernah membuat masalah dengannya. Namun ego dan gengsinya terlampau tinggi sehingga ia hanya berkata, "Hm, yasudahlah tidak usah dipikirkan lagi dan aku tidak mau berurusan lagi denganmu. Kau sudah aku maafkan dan tak perlu menjauh apabila ada kami." Mala tersenyum kikuk.

Ussy yang melihat senyuman Mala merasa bahagia sekali dan merasa lega luar biasa seperti ada beban berat yang selama ini menekan dadanya kini terangkat sudah. 

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Total Pageviews

Artikel Terpopuler