Maafkan Aku Sahabat
Karya: Desi Rahmawati
Matahari telah muncul di ufuk timur, cahayanya
telah menyeruak dan menyinari permukaan langit, namun hal itu tidak tergambar dalam raut wajah
Fitri, siswi kelas XII IPA. Rambutnya terurai panjang, kulitnya juning langsat,
tubuhnya langsing,parasnya cantik terlebih dia termasuk seorang siswi yang
dikagumi di kelas karena selama di SMA acap kali memperolah peringkat pertama.
Suasana hatinya seperti tidak nyaman, itu terlihat
saat dia duduk di sudut kelas seperti
ada yang mengusik di pikirannya. “apa yang harus kukatakan?” Pertanyaan itu
terus menghantui pikirannya. Ia teringat ketika sampai di terminal kemarin yang
penuh sesak dan hampir tidak ada celah untuk berjalan, dan saat datang bus Ia
langsung begegas masuk karena hari sudah mendung pikirnya singkat, dan setelah
turun ia ingin mengambil uang di tasnya untuk ongkos naik ojek, maklum rumahnya
yang lumayan jauh dari keramaian kota. Suasana berubah ketika melihat resleting
tasnya di bagian saku kecil telah terbuka, segera ia mengecek isi tasnya,
sepertinya semua terlihat utuh. Sesampainya di rumah ia mengecek ulang,
ternyata Flashdisk nya sudah tidak ada bahkan dia sudah mengecek sampai tiap
sudut yang ia biasa tempati di rumah. Disatu sisi dia merasa bersalah, karena
jauh sebelumnya Ia sudahmendapat wanti-wanti untuk menjaga, tapi malah ceroboh.
Melihat temannya yang sedang gelisah, Rahma
mendekat “Bagaimana kabarmu hari ini fit? Sepertinya kamu terlihat gelisah.”
Tanya Rahma.
“Aku sehat, tapi ada suatu yang mengganjal di
fikiranku Rahma, Flashdisk yangdiberikan Dani saat ulang tahunku kemarin
hilang?” Jawab Fitri dengan airmata yang sudah tidak bisa dibendung.
“Memangnya kamu terahir meletakkannya dimana?”
Tanya Rahma penasaran.
“Aku kemarin letakkan di plastik di saku tas
kecil, saat aku pulang dengan bus kemarin yang penuh sesak aku baru tersadar
bahwa saku tasku yang kecil telah terbuka. Bagaimana aku memberikan penjelasan
pada Dani?” Ungkap fitri sambil tersendu-sendu.
“ Tidak apa-apa Fit, jika memang kejadiannya
demikian. Pasti Dani juga akan mengerti.” Kata Rahma menenangkan keadaan.
Fitri dan Dani adalah sahabat dari kecil. Dani
sendiri adalah siswa yang berprestasidan merupakan matan aktifis organisasi
sebagai ketua OSIS. Anaknya sederhana karena meski dari keluarga yang kurang
berada tapi semangat hidup dan etos kerjanya tinggi, Selain bersekolah Ia juga
bekerja sambilan sebagai pelayang restoran ketika sore sampai menjelang malam.
Fitri dan Dani memang memiliki cemistry yang kuat,
tetapi karena mereka sama sama memiliki prinsip untuk tidak pacaran, dan juga
kebersamaan yang mereka jalin dari SD sampai SMA menjadikan mereka sahabat
sejati.
“Tett tett tett” bel menujukkan pukul 14.30,
Suasana yang tenang berubah menjadi ramai, dengan hilir mudik siswa yang ingin
melanjutkan aktivitas setelah KBM. Tiba-tiba Rahma menghampiri Fitri
Fit hari
ini kamu ada acara nggak?”,
“ Sepertinya nggak deh, memang kenapa?”jawab
Fitri.
“Aku ingin mengajakmu ke Perpustakaan, cari-cari
koleksi terbaru Novel, kamu mau kan menemaniku?”ajak Rahma.
“Oke,, aku mau. Sekalian mencari referensi buku
untuk materi Ulangan Semester nanti?” jawab Fitri mulai semangat.
Di perpustakaan, Rahma langsung menuju rak sastra
tentunya yang didalamnya berjajar rapi novel dan komik serta berbagai hasil
sastra Indonesia bacaan favoritnya. Disisi lain Fitri langsung menuju rak
referensi buku mapel.
Saat sedang asyik memilih dan bergulat dengan
deretan buku Ilmu alam. Tiba-tiba Fitri merasa ada Dani yang tak jauh darinya,
“Ternyata benar dani ada di sini.” Gumam Fitri dalam hati. Tak lama kemudian
Dani menghampirinya, “Hai Fit, apakabar?” sapa Dani.
“Hai Dan, Alhamdulillah baik, bagaimana denganmu?”
Jawab Fitri agak terbata.
“Tentunya baik dan luar biasa!!!” Jawab Dani
dengan gaya khasnya bak superhero.
“Oh ya Fit, aku sudah dapet materi genetika yang
kamu tanyakan kemarin, Kamu bawa flashdisk nggak? Nanti aku copy sekalian.”
“Mmm sebenarnya ada yang ingin kukatakan pada
Dan.”Ungkap Fitri gugup.
“Ada apa Fit? Katakan saja.”
“Flashdisk yang kamu hadiahkan kepadaku kemarin
hilang saat aku pulang sekolah.” Ungkap fitri.
“Kenapa bisa hilang fit? Mungkin kamu salah naruh
kali..” Tanya Dani dengan raut kecewa.
“Nggak Dan, aku sudah taruh di saku tas, tapi kemarin
di bus suasananya pengap dan sesak banget.” Kata Fitri menciba menjelaskan.
“Ah kamu ini, ceroboh!!” Kata Dani dengan nada
tinggi lalu segera meninggalkan perpustakaan.
“Tapi Dan...” Penjelasan Fitri sudah tidak Dani
perdulikan.
Rahma yang tahu sahabatnya sedang bersedih, segera
mendekat dan mencoba menghibur hati Fitri. “Sudahlah Fit, mungkin itu hanya
kekecewaan sesaat. Nanti dia juga akan mengerti kok posisi kamu.”
“Terimakasih ya Rahma.” Fitri yang meneteskan air
mata kemudian memeluk Rahma.
Sekarang tinggal kotak kecil berwarna pink dengan
bergambar bunga dan sepucuk surat yang ada di dalamnya yang masih dimiliki oleh
Fitri dari pemberian Dani. Meski hanya sebuah flashdisk, bagi dani itu bukan
hal yang mudah didapat dan Fitri pun mengerti akan hal itu.
Rasa gundah FitriTidak hanya berlangsung sehari
bahkan waktu dan raut kekecewaan Dani masih terbayang sampai hari ketiga, saat
hari pertama tes berlangsung.
“Pagi Fitri.. kamu sudah belajar sampai bab apa?”
Tanya Rahma.
“Aku sudah selesai sampai bab terakhir, ini sedang
kucoba untuk mengerjakan latihan soal.Ayo kita belajar bersama.” Ajak Fitri.
“Wahh oke deh.. Ngomong-ngomong bagaimana kabarmu
hari ini? Kulihat kau agak pucat?” Tannya Rahma.
“Ngga papa mungkin karena aku belum memakai
lipstik, hahaha..” Bantah Fitri dengan gaya candanya.
Tidak terasa jam menunjukkan pukul 11.00 yang
artinya waktu tes untuk hari jam terakhir telah usai.
Fitri yang berjalan lambat dan terlihat agak
sempoyongan entah kelelahan dengan tes yang ia kerjakan ataukarena kurang tidur
semalam. Dan sesampainya di pintu saat teman teman yang lain sedang heboh
karena kesulitan dengan materi yang telah dikerjakan Tiba-tiba Fitri jatuh
pingsan . Rahma yang terkejut sedang disampingnya segera memanggil teman-teman
yang lain dan segera membawanya ke UKA.
Di kelas sebelah Dani melihat melihat ada
kerumunan dan mendengar ada yang pingsan yakni Fitri. Mendengar Fitri yang
pingsan ia langsung bergegas ke UKS. Saat berjalan menjuju UKS Ia khawatir
dengan keadaan Fitri dan mulai sadaratas sikapnya pada Fitri akhir-akhir ini.
Sesampainya di UKS. Dani melihat Fitri tengan
siuman dengan raut yang terlihat lesu, lalu segera ia menghampiri.
“Gimana keadaanmu Fit?”
“Ngga papa Dan, Cuma butuh istirahat sebentar saja
nanti juga sembuh, Maafkan aku ya Dan? Kata fitri dengan penuh harap.
“Bukan Fit, Aku yang seharusnya minta maaf. Aku
terlalu egois kemarin.” Sela Dani.
“Sekian...”
No comments:
Post a Comment