CERITA
SMP
Tentang
Persahabatan, Kebersamaan
Dan
Cerita-Cerita Konyol
Hari
ini adalah hari pertama masuk sekolah atau yang biasa disebut dengan tahun
ajaran baru. Sekarang aku sudah kelas 8,
itu berarti aku akan mendapat kelas yang baru dan teman yang baru pula. Di
sekolahku, setiap anak kelas 8 kelasnya akan di acak. Tata baru saja sampai di
gerbang sekolah, dan buru-buru berjalan
menuju papan pengumuman. Di papan pengumuman telah tertulis daftar pembagian
kelas. Aku sangat berharap aku tidak di kelas 8F atau kelas 8G karena menurutku
itu adalah kelas buntut dan kebetulan dulu aku adalah mantan anak kelas 7G.
Sesampaiku di depan papan pengumuman aku segera mendekat di antara kerumunan
anak-anak yang juga sedang mencari nama mereka masing-masing. Satu demi satu
lembar kertas aku teliti namun aku belum menemukan namaku.
Dan akhirnya 8E, mentok. Tidak ada tertulis namaku di situ, dan benar, namaku tertulis di kelas 8F. Hatiku merasa sangat kecewa karena semuanya tidak seperti yang telah aku harap-harapkan. Tapi aku sadar ,semuanya sudah di atur dengan baik. Dan sekarang aku harus mencari nama cewek yang aku kenal untuk teman bangku ku nanti di kelas. Dan aku menemukan nama Nimas Anjarwati, aku ingat itu adalah temanku saat kelas 7. Lalu aku segera berpaling dari papan pengumuman dan mencari Nimas. Tidak lama dari itu kemudian aku bertemu Nimas, aku memintanya untuk duduk satu bangku denganku nanti saat di kelas dan Nimas pun setuju. Kemudian aku dan Nimas bersama-sama memasuki kelas 8F. Saat pertama kami masuk, suasana kelas begitu sunyi dan sepi, semuanya terdiam, sesekali ada yang berbicara hanya dengan teman satu bangku mereka masing-masing. Aku dan Nimas langsung memasuki ruang kelas dan kami berdua memilih duduk di bangku nomor dua dari belakang. Tidak lama kami duduk, ada seorang cowok yang masuk sendirian dan duduk di belakang kami, namun tidak lama kemudian temannya dating dan kemudian cowok itu berpindah tempat duduk. Saat cowok itu sudah berpindah aku bertanya kepada Nimas, “kamu tau gak cowok itu tadi siapa ?”. Nimas menjawab ,”ya jelas taulah, dia kan anak paralel 1, masa kamu gak tau sih?”. Aku hanya menggelengkan kepala. Tak lama dari itu Ibu Wali Kelas pun masuk, dan wali kelas 8F adalah Ibu Ratni, kebetulan beliau juga wali kelasku saat kelas 7. Ibu Ratni adalah orang yang sangat baik hati, maka dari itu aku sangat senang karena wali kelasku Ibu Ratni lagi. Kemudian Ibu Wali kelas mengadakan Pemilihan pengurus kelas, Ibu Ratni menunjuk Wisnu sebagai ketua kelas, Mukhlis sebagai wakil ketua kelas, Jaenah sebagai sekretaris, dan Pinta sebagai bendahara. Aku bersyukur karena aku tidak di tunjuk menjadi pengurus kelas, karena menjadi pengurus kelas mempunyai tanggung jawab yang besar.
Dan akhirnya 8E, mentok. Tidak ada tertulis namaku di situ, dan benar, namaku tertulis di kelas 8F. Hatiku merasa sangat kecewa karena semuanya tidak seperti yang telah aku harap-harapkan. Tapi aku sadar ,semuanya sudah di atur dengan baik. Dan sekarang aku harus mencari nama cewek yang aku kenal untuk teman bangku ku nanti di kelas. Dan aku menemukan nama Nimas Anjarwati, aku ingat itu adalah temanku saat kelas 7. Lalu aku segera berpaling dari papan pengumuman dan mencari Nimas. Tidak lama dari itu kemudian aku bertemu Nimas, aku memintanya untuk duduk satu bangku denganku nanti saat di kelas dan Nimas pun setuju. Kemudian aku dan Nimas bersama-sama memasuki kelas 8F. Saat pertama kami masuk, suasana kelas begitu sunyi dan sepi, semuanya terdiam, sesekali ada yang berbicara hanya dengan teman satu bangku mereka masing-masing. Aku dan Nimas langsung memasuki ruang kelas dan kami berdua memilih duduk di bangku nomor dua dari belakang. Tidak lama kami duduk, ada seorang cowok yang masuk sendirian dan duduk di belakang kami, namun tidak lama kemudian temannya dating dan kemudian cowok itu berpindah tempat duduk. Saat cowok itu sudah berpindah aku bertanya kepada Nimas, “kamu tau gak cowok itu tadi siapa ?”. Nimas menjawab ,”ya jelas taulah, dia kan anak paralel 1, masa kamu gak tau sih?”. Aku hanya menggelengkan kepala. Tak lama dari itu Ibu Wali Kelas pun masuk, dan wali kelas 8F adalah Ibu Ratni, kebetulan beliau juga wali kelasku saat kelas 7. Ibu Ratni adalah orang yang sangat baik hati, maka dari itu aku sangat senang karena wali kelasku Ibu Ratni lagi. Kemudian Ibu Wali kelas mengadakan Pemilihan pengurus kelas, Ibu Ratni menunjuk Wisnu sebagai ketua kelas, Mukhlis sebagai wakil ketua kelas, Jaenah sebagai sekretaris, dan Pinta sebagai bendahara. Aku bersyukur karena aku tidak di tunjuk menjadi pengurus kelas, karena menjadi pengurus kelas mempunyai tanggung jawab yang besar.
-Beberapa
Bulan Kemudian-
Tak
terasa Ulangan Tengah Semester (UTS) Gasal sudah menghadang. 7 hari aku lewati
penuh dengan belajar. Hari ini KBM sudah berjalan seperti biasa, Jam pertama
adalah bahasa inggris. Ibu guru membagi hasil UTS kami. Aku sangat terkejut,
aku mendapatkan nilai bahasa inggris tertinggi di kelas. Aku bisa mengalahkan
teman-temanku yang lain. Aku sangat bahagia dan sangat bersyukur. Tak lama dari
itu, aku di panggil oleh ketua OSIS untuk mengikuti rapat OSIS. Kebetulan aku
di beri kepercayaan untuk menjadi anggota OSIS dan aku menduduki jabatan Sekbid
5. Selain aku, dari kelas 8F ada juga Terisna, Wisnu, Mukhlis, dan Adi yang
juga di percaya menjadi anggota OSIS.
Saat menuju ke
ruang OSIS, tiba-tiba Wisnu menghampiriku. Ia mengucapkan selamat kepadaku
karena aku berhasil mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Aku tak menyangka dia
bias mengucapkan itu padaku. Aku kira dia anak yang cuek dan sombong, karena
selama beberapa bulan ini kami di persatukan dalam satu kelas kami sangat
jarang bertanya dan hampir tidak pernah saling menyapa. Tanpa kami sadari
ternyata Pak Jamidi (Guru seni budaya sekaligus Pembina OSIS) melihat kejadian
itu.
-Beberapa
Hari Kemudian-
Hari
ini adalah hari Selasa, ada jadwal pelajaran seni budaya. Pak Jamidi memasuki
ruang kelas, entah mengapa beliau langsung membicarakan tentang aku dan Wisnu.
Apa ini karena gara-gara kejadian kemarin ?. “ Siapkan kertas anak-anak, hari
ini ada ulangan. “ Aku segera sadar dari lamunanku, aku baru ingat semalam aku
tidak belajar. Bagaimana ini ulanganku ? Apa aku bisa mengerjakannya ?. Dan
anehnya lagi, kali ini Pak Jamidi akan mengatur tempat duduk kami, satu bangku
terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. “ Pak Jamidi kok
aneh yah sama kita ? Apa jangan-jangan dia mau ngerjain kamu lagi ?”, ucap
Nimas. “ maksud kamu?, jawabku menyusul, “kan tadi abis nggosipin kamu sama
Wisnu, siapa tau sekarang mau bikin kamu sama Wisnu duduk satu bangku?”, jawab
Nimas. “engga ah, Cuma perasaan kamu doang kali “. Tiba-tiba Pak Jamidi berkata
“ Sahrul dan Osi silahkan bertukar tempat duduk ! “. “ hhaaah?” ,ucapku dalam
hati. “ Tuh kan bener kata aku, dia mau ngerjain kamu lagi si”, kata Nimas. Dan
aku menjawab ,”kamu sih do’ain nya gitu, kejadian beneran kan jadinya !”. “Haha,
udah nasib kamu kali !!”, jawab Nimas mengejek.
Dengan penuh
rasa grogi dan deg-degan, aku menuju ke bangku Wisnu, dan benar , setelah kami
berdua duduk bareng teman-teman munyoraki kami berdua , “ciiiiee….”. Sungguh
membuat kami menjadi bertambah grogi ,dan dengan sekejap pula muka kami berdua
langsung memerah.
Benar-benar ini
adalah hari yang sangat konyol, aku dan Wisnu di jadikan sebagai kambing hitam
di kelas ini, hehe.
Sesaat suasana
kelas menjadi tenang, pak guru pun membagikan soal Ulangan harian. Ya allah
,betapa terkejutnya aku saat menerima soal ulangan itu, dari 10 soal yang di
ujikan tak 1 soal pun yang ku ketahui jawabannya.” Ya allah ,harus bagaimana
aku ? harus bertanya kepada siapa ? Wisnu ? Engga engga, gak mungkin ! terlalu
pede kalo aku Tanya sama dia, belum tentu dia mau jawab dan pasti aku grogi
banget. Tapi harus Tanya sama siapa coba aku?”, gumamku dalam hati dengan penuh
gelisah. Kemudian aku berfikir sejenak untuk mencari solusi mengatasi masalah
ini. Dan aku menengok ke sebelah kiriku, ada Tio di situ. “ mungkin daripada
aku mendapatkan nilai jeblog, kenapa aku gak Tanya aja sama Tio, optimis semoga
Tio mau menjawab.”. “ Tio ?”, aku coba memanggilnya. “iya kenapa?”, jawabnya.
“Aku boleh nyontek jawaban kamu ngga ?aku gak tau apa-apa yakin, tadi malem aku
ngga belajar, boleh ya? Aku mohon
banget”, ucapku memelas. Lalu dengan baiknya Tio langsung menyodorkan kertas
ulangannya padaku, alhamdulilah masalah ulangan sudah terselesaikan. Setelah
semuanya selesai mengerjakan soal ulangan, kami di suruh untuk mencocokan
jawaban kami dengan pak guru dengan cara menukarkan jawaban dengan teman satu
bangku, aku dan Wisnu masih saling diam. Selesai mengoreksipun kami langsung
mengembalikan jawaban masing-masing, benar-benar saling dian satu sama lain.
“Osi “, pak guru memanggil namaku, dan aku menjawab ,”90”. “ loh kok kamu yang
ngomong bukan Wisnu ?kan masih di tukar ? malu yah ? hehe”, ledek beliau. Dan
teman-teman kembali menyoraki kami “ciiieee…”, aku pun menjadi salah tingkah.
Jam pelajaran
seni budaya sudah selesai, alhamdulilah penderitaanku sudah berakhir. Walaupun
hari ini sangat menyiksaku , tapi ternyata menyenangkan juga,hehe. Dan tidak
akan pernah aku lupakan.
-Beberapa
Bulan Kemudian-
Bulan
ini adalah bulan Maret, bulan yang kebanyakan di tunggu-tunggu oleh anak kelas
8. Bulan ini kami ada kegiatan study tour. Pagi itu kami diliburkan dan dan
harus berangkat pada siang hari nanti tepatnya pukul 14.00. Aku berangkat ke
sekolah di antar oleh kakakku. Sesampaiku di sekolah aku langsung menuju ke
papan pengumuman, di situ telah tertulis pembagian bus. Namaku tertulis di bus
1, kemudian anak-anak bus 1 di perintah untuk berkumpul di ruang kelas terdekat
untuk di lakukan pendataan. Setelah
pendataan selesai di lakukan, kami di suruh untuk menuju ke bus masing-masing.
Kami menikmati perjalanan menuju ke Jakarta. Tanggal 21 Maret 2011 kami start
dari Ajibarang , kemudian tanggal 22 Maret kami berlibur di Jakarta dan tanggal
22 Maret malam kami kembali menuju Ajibarang dan sampai di Ajibarang tanggal 23
Maret 2011.
-Hari
Pertama Masuk sekolah sepulang study tour-
Hari
pertama masuk sekolah semua anak 8F masih terlihat lesu akibat sisa-sisa cape
kemarin, termasuk aku. Tetapi walaupun begitu semuanya terlihat sangat ceria
menceritakan pengalamannya saat study tour. Aku pun menceritakkan pengalamanku
yang pertama kalinya bias naik hysteria. Beberapa teman-temanku pun ada yang
menceritakan pengalamannya saat naik tornado. Anak-anak 8F sekarang sudah
sangat kompak , jauh berbeda saat pertama kali kami baru masuk kelas. Sekaranag
semuanya sudah seperti keluarga dan sahabat. Kami pun sekarang sudah nyaman
bersama-sama dan sudah saling cocok. Beberapa ada yang mengira aku dan Wisnu
berpacaran karena kami sering di jodoh-jodohkan oleh pak Jamidi, tapi
sebenarnya tidak.
Bulan demi
bulan kami lewati, semua anak-anak 8F semuanya semakin dekat setiap harinya.
Tapi tanpa kami sadari, semester 2 pun sudah semakin dekat. Itu artinya kami
akan berpisah kelas dan mungkin akan sangat jarang berkumpul-kumpul lagi. Di
kelas 8F aku menemukan sahabat baik, namanya Pinta. Kami berdua sangat kompak,
kemana-mana selalu bersama , bahkan hal yang pertama aku cari saat baru sampai
di kelas adalah Pinta. Dan kebetulan juga kami selalu mengalami hal sama, membenci
orang yang sama pula kadang-kadang. Tidak terasa Semester 2 sudah di depan
mata, kami akan berpisah kelas sebentar lagi. Satu keinginan anak-anak kelas 8F
untuk menutup kebersamaan kami di kelas 8 ini, kami ingin wali kelas kami merasa
bangga memiliki kami, dengan cara menjuarai lomba-lomba classmeeting
nanti. Ini ingin kami wujudkan sebagai bentuk membalas saat semeater 1 karena
kami belum dapat menyenangkan wali kelas kami.
Pada classmeeting
semester 2 ini ada 2 macam lomba yang akan di lombakan, yaitu lomba footsal dan
paduan suara. Tim footsal 8F di perkuat oleh Wisnu, Fajar, Dedi, Tio, dan Riza.
Sedangkan tim paduan suara di perkuat oleh aku, Iski, Terisna, Giar, Jaenah, Wulan,
Pinta, Nimas, Nani, dan Rohmah . Kami semua berusaha membuat bangga wali kelas
kami, Ibu Ratni.
Hari pertama
pertandingan adalah footsal. Tim footsal 8F sukses memenangkan pertandingan
melawan kelas 8C. Hari kedua footsal, tim footsal 8F melawan kelas 8E dan
alhamdulilah di beri kesuksesan sehingga kami menang. Dan yang lebih
mengesankan Ibu Wali kelas kami rela menonton footsal sambil berpanas-panasan.
Tim paduan
suara pun tidak mau kalah, kami berlatih setiap hari walaupun kadang ada satu
dua anak yang suaranya hampir habis tapi kami pantang menyerah untuk berlatih.
Satu hari sebelum final footsal di laksanakan , di adakan lomba paduan suara.
Kami berlomba dengan penuh semangat. Dan hasilnya pun cukup memuaskan. Dan pada
hari terakhir adalah final footsal ,kelas 8F akan melawan kelas 8D, tetapi
saying kelas kami hanya dapat memperoleh juara kedua. Biarpun begitu kami tetap
merasa sangat senang.
Keesokkan
harinya adalah jalan sehat. Kami seluruh siswa kelas 7 dan kelas 8 berkeliling
di area sekitar SMP. Dan sesampai kami di sekolah pun tiba saatnya acara
pengumuman lomba. Footsal kami juara 2, bagaimana dengan paduan suara ?, “
juara 2 lomba paduan suara adalah kelas delapannnn…f”, kata pembawa acara. “
yeee…”, terdengar sura teriakan anak-anak kelas 8F. Kami merasa sangat bahagia
karena keinginan kami bias tercapai, yaitu ingin membanggakan wali kelas.
Keesokan
harinya adalah kenaikan kelas. Kami sangat khawatir, kami tidak ingin salah
satu pun dari kami mengalami kegagalan. Jika kami tersenyum kami ingin
sama-sama, dan jika kami berhasil kami pun juga ingin bersama-sama. “ Kayaknya
aku gak naik kelas .”, kata Imam kepada aku dan Pinta, “ hust..kamu gak boleh
ngomong gitu mam !”, balas Pinta. “ Iya kamu harus optimis, percaya kalo kita
akan berhasil sama-sama mam !”, kataku menyusul.
Tidak lama dari
itu om-nya Imam keluar dari kelas. “mam, kamu nggak naik”, ucapnya. Imampun
langsung bergegas pulang dengan om-nya. Kami tidak percaya bahwa akan nada yang
gagal di antara kami. Tidak lama dari itu pun ayahnya Rio keluar dari dalam
kelas, dengan semangat Rio bertanya, “ gimana pak ? aku naik kan ?”. Dengan
rasa ragu ayahnya menjawab, “ kamu ngga naik kelas nak .”. Sesaat Rio pun
Menangis dan mencoba merebut raportnya dari tangan ayahnya, dan ternyata benar,
ia tidak naik kelas. Dan kemudian ia berlari ke samping kelas, aku, Terisna,
dan Sahrul pun langsung mengejarnya. Kami bertiga berusaha untuk
menenangkannya, kami pun sangat terpukul, kenapa di saat kami semua berhasil 2
teman kami tidak ???
-1
Bulan Kemudian-
Saat
ini aku sudah kelas 9 ,kembali bersama-sama temanku yang dulu lagi. Riris,
Mega, Indah, Iis, dan masih ada banyak lagi. Walaupun sisa luka di kelas 8F
masih sedikit terasa karena harus ada 2 teman kami yang harus gagal.
Aku mencoba
menikmati suasana baru ini, kelas kami masih sangat abstrak , 9G. Aku di
percaya oleh Ibu Iin (Ibu wali kelas ) sebagai bendahara 2. Disini aku bertugas
untuk membantu Riris sebagai bendahara 1.
Ibu Iin adalah
wali kelas yang sangat kreatif. Beliau mengajari kami banyak hal tentang ilmu
menghias kelas dan membuat mading
(majalah dinding). Walaupun pengurus kelas sering mengadakan lembur tapi
ternyata hasilnya sangat memuaskan.
Hanya beberapa
kali pengurus kelas mengadakan lembur pun sudah membuat keadaan kelas 9G sangat jauh berbeda dari keadaan sebelumnya.
Bahkan kelas kami pun di katakana sebagai kelas favorit karena keindahannya.
Pada awal aku
memasuki kelas ini aku merasa sangat tidak betah, tetapi akhirnya akupun menemukan
sahabat yang sangat terbaik untukku. Mereka adalah Riris, Mega, dan Indah.
Kami berempat
sangat kompak, kami sering sharing satu sama lain. Kami berempat mempunyai
cirri masing-masing. Riris, anaknya pinter dan cerdas, tapi anaknya bingungan.
Mega, anaknya suka banget bercanda apalagi kalau bercandain Riris, kadang juga
anaknya ngambekan. Ingah, anaknya lebai tapi pinter juga, dan sangat khawatiran
orangnya. Sedangkan aku, lebih terkesan cuek dan agak tertutup, dan lumayan
ngambekan juga kaya Mega, hehe.
Kami berempat
sangat suka ke WC, bukannya apa-apa, tapi rasanya kalau belum ke Wc rasanya
tidak lengkap sekolah kami, hehe.
Selain mereka, ada
juga temen cowok yang nyenengin, yaitu Dedi dan Hagi.
Dedi anaknya
kecil dan tinggi, sedangkan Hagi anaknya tinggi dan besar. Dedi orangnya sangat
konyol sedangkan Hagi anaknya bingungan seperti Riris. Setiap saat yang duduk
di belakangku Dedi dan Hagi pasti Riris selalu dijahili oleh mereka. Dan mereka
berdua anaknya sangat malas untuk berfikir, sehingga setiap ada tugas kelompok
pasti hanya aku dan Riris yang mengerjakan.
Selain mereka
ada juga Muji dan Devi.
Mereka berdua
sangat mirip dengan tikus dan kucing, sering sekali ribut di kelas. Selalu saja
mengolok-olok satu sama lain.
Dan di 9G juga
ada anak yang paling paling menyebalkan, namanya Rena. Anaknya sangat suka
membuat masalah dan sangat suka mengadu domba orang.
Itu sedikit
tentang gambaran manusia-manusia penghuni 9G .Tidak bisa aku sebutkan satu-satu
karena jumlahnya terlalu banyak.
Pada dasarnya
kami sangat jarang akur, hal itu di sebabkan karena perempuan tidak mau
mengalah dengan laki-laki dan juga sebaliknya.
Untuk menemukan
kecocokan dengan mereka pun tidak gampang. Aku pun merasa lumayan jenuh dan
sangat sulit beradaptasi dengan mereka.
Sebelum ujian
nasional di laksanakan aku diterapi oleh kayisu exelent. Ibu Guru pernah bilang
pada kami jika kayisu exelent dapat menambah motivasi kami dalam belajar,
terutama untuk anak laki-laki.
Sebetulnya saat-saat
yang paling menyenangkan saat kelas 9 adalah pengayaan. Disitu kami
berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai dan ranking yang baik.
Pada suatu hari
aku pernah dintantang oleh Afif , “kamu bisa gak kalahin riris ? Riris aja di
ruang 1 masa kamu gk bisa ?”. “ ya aku terima tantangan kamu, liat aja aku
pasti bisa !”, jawabku tegas.
Pengayaan demi
pengayaan kami jalani, hingga tibalah saat Ujian Praktik.
Saat itu jadwal
pertama adalah ujian praktik Bahasa Inggris. Semua anak menyiapkan peralatan
dengan matang.
Hari kedua
adalah ujian praktik Bahasa Indonesia. Kami di suruh untuk berpidato. Saat itu
aku sedang duduk, mencoba menenangkan diri dan menghafal dan mengingat teks
pidato sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya giliranku di panggil. Dan
alhamdulilah penampilanku lumayan baik. Di kelasku ada yang namanya Yuni. Yunu
berpidato tentang Narkoba, dan terakhir Yuni berkata “ Narkoba yes, prestasi no
!”. Semua anak langsung tertawa dengan kelakuannya dan Yuni sangat malu.
Ujian demi
Ujian aku lalui, begitupun dengan Ujian Nasional.
Besok adalah
acara perpisahan, aku sangat deg-degan karena besok aku akan menggunakan
kebayak dan sanggul. Apakah hasilnya akan baik ?
Aku bangun
pukul 04.00 kemudian aku diantar oleh ibuku ke tempat Rias dan kemudian aku
berangkat ke sekolah.
Acara di
sekolah sangat menyenangkan dan aku mendapat 1 kalung wisuda dari SMP. Sesuatu
yang sangat berharga untukku dan akan aku simpan selamanya.
No comments:
Post a Comment