Thursday, 20 April 2017

Cerpen : Aku Cinta Sahabatku

Aku Cinta Sahabatku
Karya Reuni Martha Yoshinta

Suatu hari cinta itu datang tak kusangka dan tak kuduga, cinta itu mengalir seperti udara yang selalu mengalir kesemua arah. Namaku Tata. Nama lengkapku Reuni Martha Yoshinta, Aku sekolah di salah satu SMA favorit di Ajibarang yang terkenal sekolah unggulan. Saya duduk di kelas X-A. Dulu aku sekolah di SMP Negeri 2 Ajibarang. Waktu SMP ada seorang laki-laki namanya Reza, yang menurutku tidak tampan dan penampilannya biasa saja. Tapi itu memang idamanku, aku menyukai cowok yang manis seperti dia.
Hingga suatu ketika aku naik ke kelas 9 dan masuk ke kelas yang baru. Awal kelas 9 aku duduk di kelas 9A. Baru satu bulan duduk dikelas 9A, semua kelas 7,8 dan 9 diacak lagi karena ada ketidak adilan masing-masing kelas. Setelah diacak aku masuk ke kelas 9B. Saat itu, cowo yang selama ini aku suka diam-diam sekelas denganku, Aku belum kenal dekat dengan Reza dan untuk lebih dekatnya aku minta nomer hp teman sekelas dan dicatat di buku Matematika kebetulan aku juga bisa punya nomer hpnya.
* * * * *
Setelah pulang sekolah, aku mengambil hp di tas. Lalu kubuka ada satu pesan dengan nomer baru dan isi pesannya,“Siang” , aku bingung ini nomernya siapa, kok bisa tahu nomerku. Kemudian aku cek di buku Matematika yang tadi aku catat saat istirahat dan ternyata...itu nomernya Reza. Aku langsung girang, senang dan senyum-senyum sendiri seperti orang gila, sampai ibuku tanya “kamu kenapa Ta, kok senyum-senyum sendiri ? lagi kasmaran ya ?” . “ apa sih bu, ngga kok lagi baca sms aja dari temen soalnya lucu sih” jawabku sambil berusaha cari alasan.
Lima menit kemudian aku balas sms dari Reza “ siang juga”. Sambil menunggu sms dari Reza sekitar satu menit, hpku berbunyi lagi, itu balasan dari Reza “lagi apa ta ?”. Langsung saja aku balas “lagi duduk dan nonton tv”. Reza balas lagi sms dariku “oh”. Ihh,, jelas-jelas aku kecewa banget sama dia, masa balasnya cuma oh, basa-basi lagi kek atau nanya apa kek. Kesel banget aku.
* * * * *
Keesokan harinya aku langsung cerita sama Anah. Anah itu temen baikku dikelas 9b sampai sekarang dia juga teman sebangku ku di kelas X-A. “Cieeeee smsan sama Reza, cowo yang selama ini kamu suka diam-diam” Celetuk Anah Temanku, “sssssssstttttttt. . . diam ! Nanti orangnya tau, aku malu !!” sahutku dengan nada perlahan.
Pada saat jam olahraga itu aku melihat dia bermain Volly “ya Alloh, makin manis saja dia kalau sedang bermain volly seperti ini” ucapku dalam hati, yang hanya bisa mengaguminya dari kejauhan. “Woyy ngeliatin aja kamu bisanya, samperin dong, ungkapin kalau kamu tuh suka sama dia, dari pada kamu diam-diam kaya gini terus” celetuk Anah. “ tapi Nah, mana mungkin ? Aku kan cewe, masa iya aku lagi ngungkapin perasaanku ke cowo ? malu kali Nah” jawabku dengan pikiran yang mustahil. “ heh Ta, sekarang itu udah gak jaman kali cowo ungkapin perasaanya duluan ke cewe” Anah semakin menegaskan aku. “Ah masa sih nah ?” jawabku masih tidak percaya , “ baiklah kalau begitu aku coba deh ya” Aku mencoba memberanikan diri.
Kebetulan hari ini malam minggu, malem yang bebas dari tugas-tugas  jadi ada waktu buat sms Reza. Pukul 19.10 aku sms Reza untuk ngungkapin perasaannya ke dia. Ehh ternyata,,, yang sms duluan malah Reza.
“Ta, aku lagi suka sama someone...”.
“siapa hayoo ?”
 “dia temen sekelas ku” celetuk Reza.
 “oh temen sekelas. Siapa sih orangnya aku pengin tau” hatiku deg-degan kencang banget, aku takut kalau orangnya itu aku, atau bisa juga yang lain, makin penasaran.
Akhirnya Reza pun menjawab “Kiki orangnya Ta”. Dalam hatiku berkata “apaaaaaah ??” aku kaget saat membacanya, aku melamun sekitar lima belas menit sampai Reza sms 2x. Lalu aku balas sms dari Reza “ oh Kiki orangnya Za. Tembak aja Za, siapa tau Kiki mau nerima.” Padahal dalam hati aku merasa cemburu. “tapi Ta, aku ngga yakin kalau Kiki itu juga suka sama aku, aku pernah nembak Kiki waktu kelas 8 tapi ditolak, dan kali ini aku mau coba yang kedua kalinya”. Saat aku mau balas sms dari Reza ternyata pulsaku habis. Yaahhh terpaksa deh ngga smsan lagi.
* * * * *
Esoknya, aku berangkat sekolah dengan hati seperti ngga semangat sekolah, dikelas aku sering melamun. Tadi malam aku kira bisa ngungkapin perasaanku yang terpendam selama ini, aku kecewa, aku kira hati Reza buat aku tapi malah buat orang lain.
Perlahan-lahan aku mencoba melupakan Reza tapi tetap saja teringat dipikiranku. Aku harus bisa melupakan Reza, sedangkan Reza sudah ada yang mengisi dihatinya. Buat apa aku mirikin dia terus dan dia juga ngga bakal mikirin aku. “aku harus bagaimana Ya Alloh”. Tiba-tiba hpku berbunyi ada sms dari Aziz. Aziz adalah temen sewaktu aku masih SD.
“pagi Ta, lagi apa ?”
 “pagi juga Ziz,,aku lagi ngalamun mikirin seseorang. Kamu sih ?”
“aku lagi duduk sama temen-temen. Ciyee,,ciyee Tata lagi mikirin siapa tuh ? mikirin aku ya ? hahaha..”
“ah Aziz, jangan Gr dulu donk. Aku ngalamun bukan mikirin kamu tapi someone.”
“duhh Ta, jangan marah dulu deh, aku Cuma becanda kok. Emmm,,boleh tau ngga siapa orangnya ?”
“boleh, dia namanya Reza. Temen sekelasku”
“ ehh Ta, kamu kan udah kelas 9 jangan mikirin cinta-cinta dulu. Yang harus kamu pikirin itu Nilai UN mu biar lulus nilai memuaskan. Baru kalau kamu udah lulus terserah kamu mau cinta-cintaan atau mau apa terserah okey..”
“ uhh,, iya iya.”
“sippp (y)”
Sms pun berakhir, aku harus masuk ke kelas untuk memulai pelajaran PKn, dan aku buru-buru belajar buat ulangan nanti. Saat ulangan, kami sekelas dibagi menjadi 2 kelompok. Yang pertama kelompok perempuan dan yang kedua kelompok laki-laki. Kelompok pertama / perempuan ulangan dulu dan kelompok kedua diluar. Aku duduk di meja ke tiga dari depan, alhamdulillah saat ulangan aku bisa ngerjain soal dengan mudah. Akhirnya kelompok pertama selesai, sekarang tinggal kelompok kedua. Sambil menunggu kelompok kedua kami beristirahat ke kantin dan segera kembali ke depan kelas. Kemudian aku masuk kedalam kelas, tiba-tiba guruku bilang “kelompok kedua tetap duduk disitu” langsung saja aku duduk tempat dudukku di meja ke tiga dari depan. Aku kaget “lho,,kok Reza sih ?” dalam hati. Ya sudahlah nikmati saja.
Pada saat itu, Anah duduk dibelakangku. Dia ngoceh terus ngga henti-hentinya ngomongin aku soal Reza. “ciyee ciyee Tata duduk bareng, haha” celetuk Anah. “ihh Anah, diam lah, nih orangnya disebelahku, kalau dia denger gimana ? aku malu tau !” . “iya,iya santai aja kali Ta” dengan jawaban santai. Kemudian omongan aku dengan Anah berhenti, karena waktu untuk ulangan masih banyak dan anak-anak sudah selesai mengerjakan soal, waktu itu dipakai untuk mengoreksi hasil teman. “ kelompok kedua jawabanya diserahkan ke teman sebelahnya” kata pak guru. Jadinya aku mengoreksi punya Reza “duhh senengnya, Cuma sekali duduk bareng aja senengnya minta ampun apalagi kalau setiap hari, hati aku ngga bakal kesepian deh hihihi.” kata hatiku.
* * * * *
Satu minggu kemudian, kelas 9b ditugasi pelajaran Seni Budaya untuk mempraktekkan Tari Cha-cha.Kebetulan tarian itu berpasangan cewe dan cowo. Kami baris dengan masing-masing barisan cewe sendiri, cowo sendiri. Aku berusaha untuk bisa sebelahan dengan Reza. Tapi apa ternyata, aku ngga sebelahan dengan Reza. Reza bersebelahan dengan Restu. “Ya ampun apa susahnya sih Cuma selisih satu orang aja susah banget”. Ngoceh lirih.
Butuh latihan sekitar 2 minggu, tiba waktunya penilaian. Aku cari-cari Reza supaya Reza mau menari dengan ku. Tapi Reza malah pindah ke ujung dekat pintu, sedangkan aku berdiri didepan meja guru. Kecewa banget aku. Ternyata Tuhan masih belum mengizinkan aku dengannya.
* * * * *
Tibalah waktunya ulangan semester ganjil. Kebetulan absen aku dengan Reza berurut-urutan. Saat itulah aku dengan Reza makin dekat, karena kami sering omong-omongan. Tiap kali aku lihat dia, dan aku berfikir apakah masih ada harapan untukku Ya Alloh ? tiap hari aku makin resah, makin salting karena Anah terus-terusan ngeledek aku dengan Reza. ih, nyebelin banget sih Anah.
Aku menghela napas panjang, waktu ulangan semester ganjil sudah selesai dan classmeeting selama seminggu sudah selesai, kami semua libur sekolah selama 2 minggu. Mendengar kata libur, anak-anak senang banget. Tapi bagiku tidak, aku ngga bakal ketemu Reza, ngga bisa lihat dia saat main Volly, ngga bisa omong-omongan. Apalagi ini liburan, ngga bakal Reza sms. Liburan bener-bener buat aku GABER (galau berat). Ngga ketemu Reza Cuma sehari saja galaunya bisa tingkat dewa.
Setelah menunggu liburan selama 2 minggu, akhirnya bisa masuk sekolah juga, bisa ketemu Reza. kangen canda tawanya, kangen dia saat main Volly, pokoknya macem-macem deh.
Dua bulan sudah berlalu. Aku harus fokus menghadapi ujian sekitar 2 minggu lagi. Waktu yang sedikit itu, aku harus digunakan untuk belajar.
* * * * *
Dua hari setelah ujian, kami semua kelas 9 sekolah diliburkan. Tetapi dalam satu minggu kami berangkat 2x seminggu, hari kamis dan sabtu untuk mengikuti sosialisasi dari SMA / SMK. Saat itu aku bingung mau masuk ke SMA/ SMK. Aku ingin bisa satu sekolah lagi dengan Reza. Awalnya aku mau sekolah di Purwoketo tapi Reza mau sekolah di SMA Ajibarang. Tapi kalau aku sekolah di SMA Ajibarang malah Reza nanti sekolah di Purwokerto.
Dengan pikiran serba bingung. Aku putuskan untuk curhat ke sahabatku. Mereka bilang, sekolah itu harus dengan keinginan hati bukan untuk ikut-ikutan dengan orang yang aku suka. Jadi aku putuskan untuk mencoba mendaftar di SMA Ajibarang.
Pengumuman kelulusan telah tiba. Kami semua kelas 9 wajib mengenakan pakaian kebaya untuk perempuan. Sedangkan yang laki-laki memakai jas. Aku sibuk banget bingung mau pakai kebaya yang mana, warna apa yang cocok, bingung milih alas kaki, terus rambutnya mau diapain. Ah...bingung bingung bingung.
Sepulang sosialisasi aku mampir ke rias pengantin, tapi bukannya aku mau dandan seperti pengantin lo, tapi lain dari yang lain. Aku milih baju kebaya warna hijau dan rambutnya pakai rambut sabung tapi diurai. Setelah itu, aku diantar pergi ke toko untuk memilih sendal. Aku milih senal warna hijau agar mecing dengan warna bajunya.
Tibalah waktu pengumuman hasil ujian nasional. Semua kelas 9 wajib berjalan berdampingan dua-dua menuju kepanggung. Urutan berjalan dengan urutan absen berikutnya. Kebetulan aku absen 19 dan Reza absen 20. Kami berjalan sangat cocok seperti putri dengan pangeran. Semua pandangan tertuju kepada kami. Aku merasa senang, deg-degan dan juga ada rasa mau. Tapi setelah aku diberi semangat oleh Anah aku jadi merasa PD.
Setelah semua duduk dibangku masing-masing, aku masih merasa deg-degan menunggu hasil pengumuman itu diumumkan. Tapi beberapa jam kemudia hasil ujian itu diumumkan. Sekolah kami lulus 100%. “Ya Alloh aku bangga dengan nilai sangat baik. Lalu bagaimana dengan Reza ? apakah nilainya baik atau tidak, bisa juga sama ?” dalam hati penuh tanda tanya. Kucoba untuk tanya ke Reza kebetulan lagi berdiri disamping aku.
“za bagaimana nilai kamu, baik juga kan ?”
“iya ta, baik alhamdulillah. Nilai ku sama dengan kamu.”
“bisa yaa sama, padahal kan kode soalnya beda. Eh ngomong-ngmong mau lanjutin sekolah dimana nih ?” tanya ku. Belum sempat Reza balas omonganku, dia buru-buru pergi. “Yahh baru bisa ngomong sedikit sudah ditinggal pergi gitu aja sih” dengan nada lirih dan juga sebal.
* * * * *
Sesudah pengumuman hasil ujian semua kelas 9 tetap berangkat ke sekolah tapi dengan hari yang berbeda bukan hari saat berangkat untuk bersosialisasi dengan SMA/SMK. Berangkat Cuma hari senin buat ngambil Ijazah. Tapi lama-kelamaan jarak untuk lebih dekat lagi dengan Reza semakin jauh. Kita berdua sudah ngga seakrab lagi seperti dulu.
Beberapa minggu kemudian setelah pengumuman, aku berusaha untuk melupakan Reza, karena jarak antara aku dengan dia agak renggang. Aku memlih untuk sekolah di SMA Negeri Ajibarang dan mendaftarnya melalui jalur tes. Tiba-tiba, pada saat aku mengikuti tes, aku melihat Reza juga ikut mengerjakan soal tes untuk bisa masuk ke SMA ini. Hal ini kegembiraan buat aku, karena alhamdulillah aku diterima di sekolah ini, tapi tidak buat Reza, dia tidak diterima disekolah ini. Aku melihat wajah Reza yang begitu sedih dan juga kecewa. Aku juga ikut sedih, mau aku samperin dia tapi aku sadar kalau aku dan dia sudah ngga dekat lagi seperti dulu. Aku berusaha melupakan Reza lagi. Aku ngga mau tau dan ngga mau dikasih tau. Cukup kali ini saja.
Tiga bulan telah berlalu, aku sekarang membuka lembaran baru di SMA Ajibarang. Hari demi hari telah ku lewati dengan teman baru. Saat itu, aku sudah bisa melupakan Reza. Tapi pada saat liburan Idul Fitfi aku berlibur dengan Teman-teman diajak oleh kakak temanku ke Baturraden.
Kami semua senang-senang disana. Kemudian salah satu temanku merasa lapar. Kami pun berusaha mencari jajan di sekitar situ. Setelah mencari sekitar 10 menit kami menemukan jajanan Crisspy Burger. Kami semua membeli makanan itu dan juga minuman jelly.
Menunggu makana itu makan sekitar 8 menit, kami mencari tempat yang enak buat kami duduk bersama. Tapi temanku yang bernama lulu itu manggil-manggil aku.
“ta, itu bukannya temanmu kalau ngga salah namanya.....”tapi aku ngga mendengarnya “kalau ngga salah namanya, Reza. iya-iya itu Reza.” lalu lulu melirik aku dengan kesal.
“ih tata, kamu dengar ngga sih aku ngomong” lulu kesal dan nyubit tanganku.
“ah,, ada apa sih lu, pake nyubit segala. Sakit tau!” aku juga ikut kesal.
“eh kamu tau ngga tadi siapa yang lagi liatin kamu didepanmu ?” lulu mencoba tanya ke tata, apakah tata lihat atau tidak.
“ngga tau.” Dengan nada cuek.
“tuh liat, siapa tadi ? Reza kan ? Reza yang fotonya ada dihpmu kan ?” tegas lulu.
“mana,mana. Oh iya itu Reza ! lah kamu sih ngga ngomong dari tadi.” Sambil mencari wajah Rezadan juga marahi lulu.
“eh kamu tuh ya, dikasih tau malah nyolot. Salah siapa tadi ngga dengerin omonganku.”
“uhh..iya-iya maaf deh lu, ini memang aku salah. Tadi ngga dengerin omonganmu lu” aku berusaha meminta maaf ke lulu.
“iya udah aku maafin. Emangnya tadi aku becandaan apa, tau kamu sengaja ngga denger ?” tegas lulu.
“aku bener-bener ngga denger lu, sueerrr !”
Setelah kami sedikit debat dengan lulu tentang Reza. akhirnya kami pulang dari Baturraden. Aku menyesal karena aku ngga dengerin omongan lulu, aku menyesal juga bukan karena lulu saja tapi aku ngga sempat bersalaman dan juga menayakan kabar tentang dia. Aku merasa kehilangan banget saat itu. Sampai dirumah aku masih juga mengingat dia dan ngga ada henti-hentinya.
* * * * *
Liburan Idul Fitri telah berlalu, saat masuk sekolah aku menceritakan hal mengecewakan itu ke Anah. Dan anah Juga sependapat dengan lulu. Aku meratapi mata yang sudah berkaca-kaca. “itu semua salahku, itu semua kesalahanku. Kenapa aku ngga menyempatkan untuk pertemuan singkat ini Ya Alloh” dalam hati penuh penyesalan. Lalu aku mengusapkan air mata yang hampir menetes dipipiku karena pelajaran akan dimulai.
Ketika pelajaran Ekonomi, aku kaget ketika guru Ekonomiku bahwa ulangan tengah semester ganjil dilaksanakan hari senin besok. “waduh,,cepet banget, baru sebentar masuk kelas 10 kok udah mau ulangan sih ?”
Setelah melewati satu minggu lebih ulangan tengah semester, aku mendapat sms dari nomer baru dan ternyata sms dari Reza. Aku teringat lagi dengan Reza. Yang dulunya semua kenang-kenangan sudah aku lupakan dan kini teringat lagi. Aku berusaha untuk basa-basi dengannya. Tiba-tiba dia ngajak reunian bersama 9b. Aku sih oke-oke dan teman-teman juga mau mengadakan Reunian. Akhirnya kami jadi untuk Reunian tanggal 26 Desember. Tapi nunggu waktu sekitar 2 bulan.
Dua bulan telah berlalu, kami jadi Reunian tempatnya di rumah makan 99. Tapi pada hari itu ada teman ku kenalan lewat facebook mau datang kerumahku. Dia anak teman dari ibuku namanya Alex. Aku bingung memilih untuk ngga ikut reunian atau ikut. Hari itu juga aku bener-bener bingung banget. Tapi kalau aku milih untuk ikut Reunian, kasihan juga Alex karena udah jauh-jauh datang dari Bandung Cuma hanya ingin ketemu aku. Tapi kalau aku milih untuk ngga ikut Reunian Cuma hanya ketemu Alex, masa aku ngga ketemu Reza. Tuh kan bingung.
Lalu aku coba berfikir untuk bisa mengatasi semua masalah ini. Tidak lama kemudian aku mendapat ide. Aku memilih Reunian dulu, baru pulang. Ideku bener-bener berhasil. Saat reunian kami penuh canda tawa, kemudian mereka merencanakan untuk pergi ke Curug Cipendok. Aku bingung harus bagaimana lagi. Aku juga teringat Alex yang sudah sampai dirumahku. Aku merasa kasihan sama dia, jadinya aku memilih untuk pulang menemui Alex, rela untuk berpisah lagi dengannya dan sampai sekarang tidak ketemu kembali.
Sekarang aku hanya bisa meratapi pertemuan singkat itu, karena aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk bertemu. Aku pasti bisa melanjutkan hidupku disini tanpanya, tanpa dia yang selama ini ada dihatiku.

* * *---SEKIAN---* * *

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Total Pageviews

Artikel Terpopuler