Karya
Reuni Martha Yoshinta
Suatu hari cinta itu datang tak kusangka dan tak
kuduga, cinta itu mengalir seperti udara yang selalu mengalir kesemua arah. Namaku Tata. Nama lengkapku Reuni Martha
Yoshinta, Aku sekolah di salah satu SMA favorit di Ajibarang yang terkenal
sekolah unggulan. Saya duduk di kelas X-A. Dulu aku sekolah di SMP Negeri 2
Ajibarang. Waktu SMP ada seorang laki-laki namanya Reza, yang menurutku tidak
tampan dan penampilannya biasa saja. Tapi itu memang idamanku, aku menyukai
cowok yang manis seperti dia.
Hingga suatu ketika aku naik ke kelas 9 dan masuk
ke kelas yang baru. Awal kelas 9 aku duduk di kelas 9A. Baru satu bulan duduk
dikelas 9A, semua kelas 7,8 dan 9 diacak lagi karena ada ketidak adilan
masing-masing kelas. Setelah diacak aku masuk ke kelas 9B. Saat itu, cowo yang
selama ini aku suka diam-diam sekelas denganku, Aku belum kenal dekat dengan
Reza dan untuk lebih dekatnya aku minta nomer hp teman sekelas dan dicatat di
buku Matematika kebetulan aku juga bisa punya nomer hpnya.
* * * * *
Setelah pulang sekolah, aku mengambil hp di tas.
Lalu kubuka ada satu pesan dengan nomer baru dan isi pesannya,“Siang” , aku
bingung ini nomernya siapa, kok bisa tahu nomerku. Kemudian aku cek di buku
Matematika yang tadi aku catat saat istirahat dan ternyata...itu nomernya Reza.
Aku langsung girang, senang dan senyum-senyum sendiri seperti orang gila,
sampai ibuku tanya “kamu kenapa Ta, kok senyum-senyum sendiri ? lagi kasmaran
ya ?” . “ apa sih bu, ngga kok lagi baca sms aja dari temen soalnya lucu sih”
jawabku sambil berusaha cari alasan.
Lima menit kemudian aku balas sms dari Reza “ siang
juga”. Sambil menunggu sms dari Reza sekitar satu menit, hpku berbunyi lagi,
itu balasan dari Reza “lagi apa ta ?”. Langsung saja aku balas “lagi duduk dan
nonton tv”. Reza balas lagi sms dariku “oh”. Ihh,, jelas-jelas aku kecewa
banget sama dia, masa balasnya cuma oh, basa-basi lagi kek atau nanya apa kek.
Kesel banget aku.
* * * * *
Keesokan harinya aku langsung cerita sama Anah. Anah
itu temen baikku dikelas 9b sampai sekarang dia juga teman sebangku ku di kelas
X-A. “Cieeeee smsan sama Reza, cowo yang selama ini kamu suka diam-diam”
Celetuk Anah Temanku, “sssssssstttttttt. . . diam ! Nanti orangnya tau, aku
malu !!” sahutku dengan nada perlahan.
Pada saat jam olahraga itu aku melihat dia bermain
Volly “ya Alloh, makin manis saja dia kalau sedang bermain volly seperti ini”
ucapku dalam hati, yang hanya bisa mengaguminya dari kejauhan. “Woyy ngeliatin
aja kamu bisanya, samperin dong, ungkapin kalau kamu tuh suka sama dia, dari
pada kamu diam-diam kaya gini terus” celetuk Anah. “ tapi Nah, mana mungkin ?
Aku kan cewe, masa iya aku lagi ngungkapin perasaanku ke cowo ? malu kali Nah”
jawabku dengan pikiran yang mustahil. “ heh Ta, sekarang itu udah gak jaman
kali cowo ungkapin perasaanya duluan ke cewe” Anah semakin menegaskan aku. “Ah
masa sih nah ?” jawabku masih tidak percaya , “ baiklah kalau begitu aku coba
deh ya” Aku mencoba memberanikan diri.
Kebetulan hari ini malam minggu, malem yang bebas
dari tugas-tugas jadi ada waktu buat sms
Reza. Pukul 19.10 aku sms Reza untuk ngungkapin perasaannya ke dia. Ehh
ternyata,,, yang sms duluan malah Reza.
“Ta, aku lagi
suka sama someone...”.
“siapa hayoo ?”
“dia temen
sekelas ku” celetuk Reza.
“oh temen
sekelas. Siapa sih orangnya aku pengin tau” hatiku deg-degan kencang banget,
aku takut kalau orangnya itu aku, atau bisa juga yang lain, makin penasaran.
Akhirnya Reza pun menjawab “Kiki orangnya Ta”.
Dalam hatiku berkata “apaaaaaah ??” aku kaget saat membacanya, aku melamun
sekitar lima belas menit sampai Reza sms 2x. Lalu aku balas sms dari Reza “ oh
Kiki orangnya Za. Tembak aja Za, siapa tau Kiki mau nerima.” Padahal dalam hati
aku merasa cemburu. “tapi Ta, aku ngga yakin kalau Kiki itu juga suka sama aku,
aku pernah nembak Kiki waktu kelas 8 tapi ditolak, dan kali ini aku mau coba
yang kedua kalinya”. Saat aku mau balas sms dari Reza ternyata pulsaku habis.
Yaahhh terpaksa deh ngga smsan lagi.
* * * * *
Esoknya, aku berangkat sekolah dengan hati seperti
ngga semangat sekolah, dikelas aku sering melamun. Tadi malam aku kira bisa
ngungkapin perasaanku yang terpendam selama ini, aku kecewa, aku kira hati Reza
buat aku tapi malah buat orang lain.
Perlahan-lahan aku mencoba melupakan Reza tapi tetap
saja teringat dipikiranku. Aku harus bisa melupakan Reza, sedangkan Reza sudah
ada yang mengisi dihatinya. Buat apa aku mirikin dia terus dan dia juga ngga
bakal mikirin aku. “aku harus bagaimana Ya Alloh”. Tiba-tiba hpku berbunyi ada
sms dari Aziz. Aziz adalah temen sewaktu aku masih SD.
“pagi Ta, lagi apa ?”
“pagi juga
Ziz,,aku lagi ngalamun mikirin seseorang. Kamu sih ?”
“aku lagi duduk sama temen-temen. Ciyee,,ciyee Tata
lagi mikirin siapa tuh ? mikirin aku ya ? hahaha..”
“ah Aziz, jangan Gr dulu donk. Aku ngalamun bukan
mikirin kamu tapi someone.”
“duhh Ta, jangan marah dulu deh, aku Cuma becanda
kok. Emmm,,boleh tau ngga siapa orangnya ?”
“boleh, dia namanya Reza. Temen sekelasku”
“ ehh Ta, kamu kan udah kelas 9 jangan mikirin
cinta-cinta dulu. Yang harus kamu pikirin itu Nilai UN mu biar lulus nilai
memuaskan. Baru kalau kamu udah lulus terserah kamu mau cinta-cintaan atau mau
apa terserah okey..”
“ uhh,, iya iya.”
“sippp (y)”
Sms pun berakhir, aku harus masuk ke kelas untuk
memulai pelajaran PKn, dan aku buru-buru belajar buat ulangan nanti. Saat
ulangan, kami sekelas dibagi menjadi 2 kelompok. Yang pertama kelompok
perempuan dan yang kedua kelompok laki-laki. Kelompok pertama / perempuan
ulangan dulu dan kelompok kedua diluar. Aku duduk di meja ke tiga dari depan,
alhamdulillah saat ulangan aku bisa ngerjain soal dengan mudah. Akhirnya
kelompok pertama selesai, sekarang tinggal kelompok kedua. Sambil menunggu
kelompok kedua kami beristirahat ke kantin dan segera kembali ke depan kelas.
Kemudian aku masuk kedalam kelas, tiba-tiba guruku bilang “kelompok kedua tetap
duduk disitu” langsung saja aku duduk tempat dudukku di meja ke tiga dari
depan. Aku kaget “lho,,kok Reza sih ?” dalam hati. Ya sudahlah nikmati saja.
Pada saat itu, Anah duduk dibelakangku. Dia ngoceh
terus ngga henti-hentinya ngomongin aku soal Reza. “ciyee ciyee Tata duduk
bareng, haha” celetuk Anah. “ihh Anah, diam lah, nih orangnya disebelahku,
kalau dia denger gimana ? aku malu tau !” . “iya,iya santai aja kali Ta” dengan
jawaban santai. Kemudian omongan aku dengan Anah berhenti, karena waktu untuk
ulangan masih banyak dan anak-anak sudah selesai mengerjakan soal, waktu itu
dipakai untuk mengoreksi hasil teman. “ kelompok kedua jawabanya diserahkan ke
teman sebelahnya” kata pak guru. Jadinya aku mengoreksi punya Reza “duhh
senengnya, Cuma sekali duduk bareng aja senengnya minta ampun apalagi kalau
setiap hari, hati aku ngga bakal kesepian deh hihihi.” kata hatiku.
* * * * *
Satu minggu kemudian, kelas 9b ditugasi pelajaran
Seni Budaya untuk mempraktekkan Tari Cha-cha.Kebetulan tarian itu berpasangan
cewe dan cowo. Kami baris dengan masing-masing barisan cewe sendiri, cowo
sendiri. Aku berusaha untuk bisa sebelahan dengan Reza. Tapi apa ternyata, aku
ngga sebelahan dengan Reza. Reza bersebelahan dengan Restu. “Ya ampun apa
susahnya sih Cuma selisih satu orang aja susah banget”. Ngoceh lirih.
Butuh latihan sekitar 2 minggu, tiba waktunya
penilaian. Aku cari-cari Reza supaya Reza mau menari dengan ku. Tapi Reza malah
pindah ke ujung dekat pintu, sedangkan aku berdiri didepan meja guru. Kecewa
banget aku. Ternyata Tuhan masih belum mengizinkan aku dengannya.
* * * * *
Tibalah waktunya ulangan semester ganjil. Kebetulan
absen aku dengan Reza berurut-urutan. Saat itulah aku dengan Reza makin dekat,
karena kami sering omong-omongan. Tiap kali aku lihat dia, dan aku berfikir
apakah masih ada harapan untukku Ya Alloh ? tiap hari aku makin resah, makin
salting karena Anah terus-terusan ngeledek aku dengan Reza. ih, nyebelin banget
sih Anah.
Aku menghela napas panjang, waktu ulangan semester
ganjil sudah selesai dan classmeeting selama seminggu sudah selesai, kami semua
libur sekolah selama 2 minggu. Mendengar kata libur, anak-anak senang banget.
Tapi bagiku tidak, aku ngga bakal ketemu Reza, ngga bisa lihat dia saat main
Volly, ngga bisa omong-omongan. Apalagi ini liburan, ngga bakal Reza sms.
Liburan bener-bener buat aku GABER (galau berat). Ngga ketemu Reza Cuma sehari
saja galaunya bisa tingkat dewa.
Setelah menunggu liburan selama 2 minggu, akhirnya
bisa masuk sekolah juga, bisa ketemu Reza. kangen canda tawanya, kangen dia
saat main Volly, pokoknya macem-macem deh.
Dua bulan sudah berlalu. Aku harus fokus menghadapi
ujian sekitar 2 minggu lagi. Waktu yang sedikit itu, aku harus digunakan untuk
belajar.
* * * * *
Dua hari setelah ujian, kami semua kelas 9 sekolah
diliburkan. Tetapi dalam satu minggu kami berangkat 2x seminggu, hari kamis dan
sabtu untuk mengikuti sosialisasi dari SMA / SMK. Saat itu aku bingung mau
masuk ke SMA/ SMK. Aku ingin bisa satu sekolah lagi dengan Reza. Awalnya aku
mau sekolah di Purwoketo tapi Reza mau sekolah di SMA Ajibarang. Tapi kalau aku
sekolah di SMA Ajibarang malah Reza nanti sekolah di Purwokerto.
Dengan pikiran serba bingung. Aku putuskan untuk
curhat ke sahabatku. Mereka bilang, sekolah itu harus dengan keinginan hati
bukan untuk ikut-ikutan dengan orang yang aku suka. Jadi aku putuskan untuk
mencoba mendaftar di SMA Ajibarang.
Pengumuman kelulusan telah tiba. Kami semua kelas 9
wajib mengenakan pakaian kebaya untuk perempuan. Sedangkan yang laki-laki
memakai jas. Aku sibuk banget bingung mau pakai kebaya yang mana, warna apa
yang cocok, bingung milih alas kaki, terus rambutnya mau diapain. Ah...bingung
bingung bingung.
Sepulang sosialisasi aku mampir ke rias pengantin,
tapi bukannya aku mau dandan seperti pengantin lo, tapi lain dari yang lain.
Aku milih baju kebaya warna hijau dan rambutnya pakai rambut sabung tapi
diurai. Setelah itu, aku diantar pergi ke toko untuk memilih sendal. Aku milih
senal warna hijau agar mecing dengan warna bajunya.
Tibalah waktu pengumuman hasil ujian nasional.
Semua kelas 9 wajib berjalan berdampingan dua-dua menuju kepanggung. Urutan
berjalan dengan urutan absen berikutnya. Kebetulan aku absen 19 dan Reza absen
20. Kami berjalan sangat cocok seperti putri dengan pangeran. Semua pandangan
tertuju kepada kami. Aku merasa senang, deg-degan dan juga ada rasa mau. Tapi
setelah aku diberi semangat oleh Anah aku jadi merasa PD.
Setelah semua duduk dibangku masing-masing, aku
masih merasa deg-degan menunggu hasil pengumuman itu diumumkan. Tapi beberapa
jam kemudia hasil ujian itu diumumkan. Sekolah kami lulus 100%. “Ya Alloh aku
bangga dengan nilai sangat baik. Lalu bagaimana dengan Reza ? apakah nilainya
baik atau tidak, bisa juga sama ?” dalam hati penuh tanda tanya. Kucoba untuk
tanya ke Reza kebetulan lagi berdiri disamping aku.
“za bagaimana nilai kamu, baik juga kan ?”
“iya ta, baik alhamdulillah. Nilai ku sama dengan
kamu.”
“bisa yaa sama, padahal kan kode soalnya beda. Eh
ngomong-ngmong mau lanjutin sekolah dimana nih ?” tanya ku. Belum sempat Reza
balas omonganku, dia buru-buru pergi. “Yahh baru bisa ngomong sedikit sudah
ditinggal pergi gitu aja sih” dengan nada lirih dan juga sebal.
* * * * *
Sesudah pengumuman hasil ujian semua kelas 9 tetap
berangkat ke sekolah tapi dengan hari yang berbeda bukan hari saat berangkat
untuk bersosialisasi dengan SMA/SMK. Berangkat Cuma hari senin buat ngambil
Ijazah. Tapi lama-kelamaan jarak untuk lebih dekat lagi dengan Reza semakin
jauh. Kita berdua sudah ngga seakrab lagi seperti dulu.
Beberapa minggu kemudian setelah pengumuman, aku
berusaha untuk melupakan Reza, karena jarak antara aku dengan dia agak
renggang. Aku memlih untuk sekolah di SMA Negeri Ajibarang dan mendaftarnya
melalui jalur tes. Tiba-tiba, pada saat aku mengikuti tes, aku melihat Reza
juga ikut mengerjakan soal tes untuk bisa masuk ke SMA ini. Hal ini kegembiraan
buat aku, karena alhamdulillah aku diterima di sekolah ini, tapi tidak buat
Reza, dia tidak diterima disekolah ini. Aku melihat wajah Reza yang begitu
sedih dan juga kecewa. Aku juga ikut sedih, mau aku samperin dia tapi aku sadar
kalau aku dan dia sudah ngga dekat lagi seperti dulu. Aku berusaha melupakan
Reza lagi. Aku ngga mau tau dan ngga mau dikasih tau. Cukup kali ini saja.
Tiga bulan telah berlalu, aku sekarang membuka
lembaran baru di SMA Ajibarang. Hari demi hari telah ku lewati dengan teman
baru. Saat itu, aku sudah bisa melupakan Reza. Tapi pada saat liburan Idul
Fitfi aku berlibur dengan Teman-teman diajak oleh kakak temanku ke Baturraden.
Kami semua senang-senang disana. Kemudian salah
satu temanku merasa lapar. Kami pun berusaha mencari jajan di sekitar situ.
Setelah mencari sekitar 10 menit kami menemukan jajanan Crisspy Burger. Kami
semua membeli makanan itu dan juga minuman jelly.
Menunggu makana itu makan sekitar 8 menit, kami
mencari tempat yang enak buat kami duduk bersama. Tapi temanku yang bernama
lulu itu manggil-manggil aku.
“ta, itu bukannya temanmu kalau ngga salah
namanya.....”tapi aku ngga mendengarnya “kalau ngga salah namanya, Reza.
iya-iya itu Reza.” lalu lulu melirik aku dengan kesal.
“ih tata, kamu dengar ngga sih aku ngomong” lulu
kesal dan nyubit tanganku.
“ah,, ada apa sih lu, pake nyubit segala. Sakit tau!” aku juga ikut
kesal.
“eh kamu tau ngga tadi siapa yang lagi liatin kamu didepanmu ?” lulu
mencoba tanya ke tata, apakah tata lihat atau tidak.
“ngga tau.” Dengan nada cuek.
“tuh liat, siapa tadi ? Reza kan ? Reza yang fotonya ada dihpmu kan ?”
tegas lulu.
“mana,mana. Oh iya itu Reza ! lah kamu sih ngga
ngomong dari tadi.” Sambil mencari wajah Rezadan juga marahi lulu.
“eh kamu tuh ya, dikasih tau malah nyolot. Salah
siapa tadi ngga dengerin omonganku.”
“uhh..iya-iya maaf deh lu, ini memang aku salah.
Tadi ngga dengerin omonganmu lu” aku berusaha meminta maaf ke lulu.
“iya udah aku maafin. Emangnya tadi aku becandaan
apa, tau kamu sengaja ngga denger ?” tegas lulu.
“aku bener-bener ngga denger lu, sueerrr !”
Setelah kami sedikit debat dengan lulu tentang
Reza. akhirnya kami pulang dari Baturraden. Aku menyesal karena aku ngga
dengerin omongan lulu, aku menyesal juga bukan karena lulu saja tapi aku ngga
sempat bersalaman dan juga menayakan kabar tentang dia. Aku merasa kehilangan
banget saat itu. Sampai dirumah aku masih juga mengingat dia dan ngga ada
henti-hentinya.
* * * * *
Liburan Idul Fitri telah berlalu, saat masuk
sekolah aku menceritakan hal mengecewakan itu ke Anah. Dan anah Juga sependapat
dengan lulu. Aku meratapi mata yang sudah berkaca-kaca. “itu semua salahku, itu
semua kesalahanku. Kenapa aku ngga menyempatkan untuk pertemuan singkat ini Ya
Alloh” dalam hati penuh penyesalan. Lalu aku mengusapkan air mata yang hampir
menetes dipipiku karena pelajaran akan dimulai.
Ketika pelajaran Ekonomi, aku kaget ketika guru
Ekonomiku bahwa ulangan tengah semester ganjil dilaksanakan hari senin besok.
“waduh,,cepet banget, baru sebentar masuk kelas 10 kok udah mau ulangan sih ?”
Setelah melewati satu minggu lebih ulangan tengah
semester, aku mendapat sms dari nomer baru dan ternyata sms dari Reza. Aku
teringat lagi dengan Reza. Yang dulunya semua kenang-kenangan sudah aku lupakan
dan kini teringat lagi. Aku berusaha untuk basa-basi dengannya. Tiba-tiba dia
ngajak reunian bersama 9b. Aku sih oke-oke dan teman-teman juga mau mengadakan
Reunian. Akhirnya kami jadi untuk Reunian tanggal 26 Desember. Tapi nunggu
waktu sekitar 2 bulan.
Dua bulan telah berlalu, kami jadi Reunian
tempatnya di rumah makan 99. Tapi pada hari itu ada teman ku kenalan lewat
facebook mau datang kerumahku. Dia anak teman dari ibuku namanya Alex. Aku
bingung memilih untuk ngga ikut reunian atau ikut. Hari itu juga aku
bener-bener bingung banget. Tapi kalau aku milih untuk ikut Reunian, kasihan
juga Alex karena udah jauh-jauh datang dari Bandung Cuma hanya ingin ketemu
aku. Tapi kalau aku milih untuk ngga ikut Reunian Cuma hanya ketemu Alex, masa
aku ngga ketemu Reza. Tuh kan bingung.
Lalu aku coba berfikir untuk bisa mengatasi semua
masalah ini. Tidak lama kemudian aku mendapat ide. Aku memilih Reunian dulu,
baru pulang. Ideku bener-bener berhasil. Saat reunian kami penuh canda tawa,
kemudian mereka merencanakan untuk pergi ke Curug Cipendok. Aku bingung harus
bagaimana lagi. Aku juga teringat Alex yang sudah sampai dirumahku. Aku merasa
kasihan sama dia, jadinya aku memilih untuk pulang menemui Alex, rela untuk
berpisah lagi dengannya dan sampai sekarang tidak ketemu kembali.
Sekarang aku hanya bisa meratapi pertemuan singkat
itu, karena aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk bertemu. Aku pasti bisa
melanjutkan hidupku disini tanpanya, tanpa dia yang selama ini ada dihatiku.
* * *---SEKIAN---* * *
No comments:
Post a Comment