Friday 21 April 2017

Cerpen : CERITA SMP

CERITA SMP
Tentang Persahabatan, Kebersamaan
Dan Cerita-Cerita Konyol

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah atau yang biasa disebut dengan tahun ajaran baru. Sekarang aku sudah  kelas 8, itu berarti aku akan mendapat kelas yang baru dan teman yang baru pula. Di sekolahku, setiap anak kelas 8 kelasnya akan di acak. Tata baru saja sampai di gerbang sekolah, dan  buru-buru berjalan menuju papan pengumuman. Di papan pengumuman telah tertulis daftar pembagian kelas. Aku sangat berharap aku tidak di kelas 8F atau kelas 8G karena menurutku itu adalah kelas buntut dan kebetulan dulu aku adalah mantan anak kelas 7G. Sesampaiku di depan papan pengumuman aku segera mendekat di antara kerumunan anak-anak yang juga sedang mencari nama mereka masing-masing. Satu demi satu lembar kertas aku teliti namun aku belum menemukan namaku.
Dan akhirnya 8E, mentok. Tidak ada tertulis namaku di situ, dan benar, namaku tertulis di kelas 8F. Hatiku merasa sangat kecewa karena semuanya tidak seperti yang telah aku harap-harapkan. Tapi aku sadar ,semuanya sudah di atur dengan baik. Dan sekarang aku harus mencari nama cewek yang aku kenal untuk teman bangku ku nanti di kelas. Dan aku menemukan nama Nimas Anjarwati, aku ingat itu adalah temanku saat kelas 7. Lalu aku segera berpaling dari papan pengumuman dan mencari Nimas. Tidak lama dari itu kemudian aku bertemu Nimas, aku memintanya untuk duduk satu bangku denganku nanti saat di kelas dan Nimas pun setuju. Kemudian aku dan Nimas bersama-sama memasuki kelas 8F. Saat pertama kami masuk, suasana kelas begitu sunyi dan sepi, semuanya terdiam, sesekali ada yang berbicara hanya dengan teman satu bangku mereka masing-masing. Aku dan Nimas langsung memasuki ruang kelas dan kami berdua memilih duduk di bangku nomor dua dari belakang. Tidak lama kami duduk, ada seorang cowok yang masuk sendirian dan duduk di belakang kami, namun tidak lama kemudian temannya dating dan kemudian cowok itu berpindah tempat duduk. Saat cowok itu sudah berpindah aku bertanya kepada Nimas, “kamu tau gak cowok itu tadi siapa ?”. Nimas menjawab ,”ya jelas taulah, dia kan anak paralel 1, masa kamu gak tau sih?”. Aku hanya menggelengkan kepala. Tak lama dari itu Ibu Wali Kelas pun masuk, dan wali kelas 8F adalah Ibu Ratni, kebetulan beliau juga wali kelasku saat kelas 7. Ibu Ratni adalah orang yang sangat baik hati, maka dari itu aku sangat  senang karena wali kelasku Ibu Ratni lagi. Kemudian Ibu Wali kelas mengadakan Pemilihan pengurus kelas, Ibu Ratni menunjuk Wisnu sebagai ketua kelas, Mukhlis sebagai wakil ketua kelas, Jaenah sebagai sekretaris, dan Pinta sebagai bendahara. Aku bersyukur karena aku tidak di tunjuk menjadi pengurus kelas, karena menjadi pengurus kelas mempunyai tanggung jawab yang besar.


-Beberapa Bulan Kemudian-

Tak terasa Ulangan Tengah Semester (UTS) Gasal sudah menghadang. 7 hari aku lewati penuh dengan belajar. Hari ini KBM sudah berjalan seperti biasa, Jam pertama adalah bahasa inggris. Ibu guru membagi hasil UTS kami. Aku sangat terkejut, aku mendapatkan nilai bahasa inggris tertinggi di kelas. Aku bisa mengalahkan teman-temanku yang lain. Aku sangat bahagia dan sangat bersyukur. Tak lama dari itu, aku di panggil oleh ketua OSIS untuk mengikuti rapat OSIS. Kebetulan aku di beri kepercayaan untuk menjadi anggota OSIS dan aku menduduki jabatan Sekbid 5. Selain aku, dari kelas 8F ada juga Terisna, Wisnu, Mukhlis, dan Adi yang juga di percaya menjadi anggota OSIS.
Saat menuju ke ruang OSIS, tiba-tiba Wisnu menghampiriku. Ia mengucapkan selamat kepadaku karena aku berhasil mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Aku tak menyangka dia bias mengucapkan itu padaku. Aku kira dia anak yang cuek dan sombong, karena selama beberapa bulan ini kami di persatukan dalam satu kelas kami sangat jarang bertanya dan hampir tidak pernah saling menyapa. Tanpa kami sadari ternyata Pak Jamidi (Guru seni budaya sekaligus Pembina OSIS) melihat kejadian itu.

-Beberapa Hari Kemudian-

Hari ini adalah hari Selasa, ada jadwal pelajaran seni budaya. Pak Jamidi memasuki ruang kelas, entah mengapa beliau langsung membicarakan tentang aku dan Wisnu. Apa ini karena gara-gara kejadian kemarin ?. “ Siapkan kertas anak-anak, hari ini ada ulangan. “ Aku segera sadar dari lamunanku, aku baru ingat semalam aku tidak belajar. Bagaimana ini ulanganku ? Apa aku bisa mengerjakannya ?. Dan anehnya lagi, kali ini Pak Jamidi akan mengatur tempat duduk kami, satu bangku terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. “ Pak Jamidi kok aneh yah sama kita ? Apa jangan-jangan dia mau ngerjain kamu lagi ?”, ucap Nimas. “ maksud kamu?, jawabku menyusul, “kan tadi abis nggosipin kamu sama Wisnu, siapa tau sekarang mau bikin kamu sama Wisnu duduk satu bangku?”, jawab Nimas. “engga ah, Cuma perasaan kamu doang kali “. Tiba-tiba Pak Jamidi berkata “ Sahrul dan Osi silahkan bertukar tempat duduk ! “. “ hhaaah?” ,ucapku dalam hati. “ Tuh kan bener kata aku, dia mau ngerjain kamu lagi si”, kata Nimas. Dan aku menjawab ,”kamu sih do’ain nya gitu, kejadian beneran kan jadinya !”. “Haha, udah nasib kamu kali !!”, jawab Nimas mengejek.
Dengan penuh rasa grogi dan deg-degan, aku menuju ke bangku Wisnu, dan benar , setelah kami berdua duduk bareng teman-teman munyoraki kami berdua , “ciiiiee….”. Sungguh membuat kami menjadi bertambah grogi ,dan dengan sekejap pula muka kami berdua langsung memerah.
Benar-benar ini adalah hari yang sangat konyol, aku dan Wisnu di jadikan sebagai kambing hitam di kelas ini, hehe.
Sesaat suasana kelas menjadi tenang, pak guru pun membagikan soal Ulangan harian. Ya allah ,betapa terkejutnya aku saat menerima soal ulangan itu, dari 10 soal yang di ujikan tak 1 soal pun yang ku ketahui jawabannya.” Ya allah ,harus bagaimana aku ? harus bertanya kepada siapa ? Wisnu ? Engga engga, gak mungkin ! terlalu pede kalo aku Tanya sama dia, belum tentu dia mau jawab dan pasti aku grogi banget. Tapi harus Tanya sama siapa coba aku?”, gumamku dalam hati dengan penuh gelisah. Kemudian aku berfikir sejenak untuk mencari solusi mengatasi masalah ini. Dan aku menengok ke sebelah kiriku, ada Tio di situ. “ mungkin daripada aku mendapatkan nilai jeblog, kenapa aku gak Tanya aja sama Tio, optimis semoga Tio mau menjawab.”. “ Tio ?”, aku coba memanggilnya. “iya kenapa?”, jawabnya. “Aku boleh nyontek jawaban kamu ngga ?aku gak tau apa-apa yakin, tadi malem aku ngga  belajar, boleh ya? Aku mohon banget”, ucapku memelas. Lalu dengan baiknya Tio langsung menyodorkan kertas ulangannya padaku, alhamdulilah masalah ulangan sudah terselesaikan. Setelah semuanya selesai mengerjakan soal ulangan, kami di suruh untuk mencocokan jawaban kami dengan pak guru dengan cara menukarkan jawaban dengan teman satu bangku, aku dan Wisnu masih saling diam. Selesai mengoreksipun kami langsung mengembalikan jawaban masing-masing, benar-benar saling dian satu sama lain. “Osi “, pak guru memanggil namaku, dan aku menjawab ,”90”. “ loh kok kamu yang ngomong bukan Wisnu ?kan masih di tukar ? malu yah ? hehe”, ledek beliau. Dan teman-teman kembali menyoraki kami “ciiieee…”, aku pun menjadi salah tingkah.
Jam pelajaran seni budaya sudah selesai, alhamdulilah penderitaanku sudah berakhir. Walaupun hari ini sangat menyiksaku , tapi ternyata menyenangkan juga,hehe. Dan tidak akan pernah aku lupakan.

-Beberapa Bulan Kemudian-

Bulan ini adalah bulan Maret, bulan yang kebanyakan di tunggu-tunggu oleh anak kelas 8. Bulan ini kami ada kegiatan study tour. Pagi itu kami diliburkan dan dan harus berangkat pada siang hari nanti tepatnya pukul 14.00. Aku berangkat ke sekolah di antar oleh kakakku. Sesampaiku di sekolah aku langsung menuju ke papan pengumuman, di situ telah tertulis pembagian bus. Namaku tertulis di bus 1, kemudian anak-anak bus 1 di perintah untuk berkumpul di ruang kelas terdekat untuk di lakukan pendataan.  Setelah pendataan selesai di lakukan, kami di suruh untuk menuju ke bus masing-masing. Kami menikmati perjalanan menuju ke Jakarta. Tanggal 21 Maret 2011 kami start dari Ajibarang , kemudian tanggal 22 Maret kami berlibur di Jakarta dan tanggal 22 Maret malam kami kembali menuju Ajibarang dan sampai di Ajibarang tanggal 23 Maret 2011.

-Hari Pertama Masuk sekolah sepulang study tour-

Hari pertama masuk sekolah semua anak 8F masih terlihat lesu akibat sisa-sisa cape kemarin, termasuk aku. Tetapi walaupun begitu semuanya terlihat sangat ceria menceritakan pengalamannya saat study tour. Aku pun menceritakkan pengalamanku yang pertama kalinya bias naik hysteria. Beberapa teman-temanku pun ada yang menceritakan pengalamannya saat naik tornado. Anak-anak 8F sekarang sudah sangat kompak , jauh berbeda saat pertama kali kami baru masuk kelas. Sekaranag semuanya sudah seperti keluarga dan sahabat. Kami pun sekarang sudah nyaman bersama-sama dan sudah saling cocok. Beberapa ada yang mengira aku dan Wisnu berpacaran karena kami sering di jodoh-jodohkan oleh pak Jamidi, tapi sebenarnya tidak.
Bulan demi bulan kami lewati, semua anak-anak 8F semuanya semakin dekat setiap harinya. Tapi tanpa kami sadari, semester 2 pun sudah semakin dekat. Itu artinya kami akan berpisah kelas dan mungkin akan sangat jarang berkumpul-kumpul lagi. Di kelas 8F aku menemukan sahabat baik, namanya Pinta. Kami berdua sangat kompak, kemana-mana selalu bersama , bahkan hal yang pertama aku cari saat baru sampai di kelas adalah Pinta. Dan kebetulan juga kami selalu mengalami hal sama, membenci orang yang sama pula kadang-kadang. Tidak terasa Semester 2 sudah di depan mata, kami akan berpisah kelas sebentar lagi. Satu keinginan anak-anak kelas 8F untuk menutup kebersamaan kami di kelas 8 ini, kami ingin wali kelas kami merasa bangga memiliki kami, dengan cara menjuarai lomba-lomba classmeeting nanti. Ini ingin kami wujudkan sebagai bentuk membalas saat semeater 1 karena kami belum dapat menyenangkan wali kelas kami.
Pada classmeeting semester 2 ini ada 2 macam lomba yang akan di lombakan, yaitu lomba footsal dan paduan suara. Tim footsal 8F di perkuat oleh Wisnu, Fajar, Dedi, Tio, dan Riza. Sedangkan tim paduan suara di perkuat oleh aku, Iski, Terisna, Giar, Jaenah, Wulan, Pinta, Nimas, Nani, dan Rohmah . Kami semua berusaha membuat bangga wali kelas kami, Ibu Ratni.
Hari pertama pertandingan adalah footsal. Tim footsal 8F sukses memenangkan pertandingan melawan kelas 8C. Hari kedua footsal, tim footsal 8F melawan kelas 8E dan alhamdulilah di beri kesuksesan sehingga kami menang. Dan yang lebih mengesankan Ibu Wali kelas kami rela menonton footsal sambil berpanas-panasan.
Tim paduan suara pun tidak mau kalah, kami berlatih setiap hari walaupun kadang ada satu dua anak yang suaranya hampir habis tapi kami pantang menyerah untuk berlatih. Satu hari sebelum final footsal di laksanakan , di adakan lomba paduan suara. Kami berlomba dengan penuh semangat. Dan hasilnya pun cukup memuaskan. Dan pada hari terakhir adalah final footsal ,kelas 8F akan melawan kelas 8D, tetapi saying kelas kami hanya dapat memperoleh juara kedua. Biarpun begitu kami tetap merasa sangat senang.
Keesokkan harinya adalah jalan sehat. Kami seluruh siswa kelas 7 dan kelas 8 berkeliling di area sekitar SMP. Dan sesampai kami di sekolah pun tiba saatnya acara pengumuman lomba. Footsal kami juara 2, bagaimana dengan paduan suara ?, “ juara 2 lomba paduan suara adalah kelas delapannnn…f”, kata pembawa acara. “ yeee…”, terdengar sura teriakan anak-anak kelas 8F. Kami merasa sangat bahagia karena keinginan kami bias tercapai, yaitu ingin membanggakan wali kelas.
Keesokan harinya adalah kenaikan kelas. Kami sangat khawatir, kami tidak ingin salah satu pun dari kami mengalami kegagalan. Jika kami tersenyum kami ingin sama-sama, dan jika kami berhasil kami pun juga ingin bersama-sama. “ Kayaknya aku gak naik kelas .”, kata Imam kepada aku dan Pinta, “ hust..kamu gak boleh ngomong gitu mam !”, balas Pinta. “ Iya kamu harus optimis, percaya kalo kita akan berhasil sama-sama mam !”, kataku menyusul.
Tidak lama dari itu om-nya Imam keluar dari kelas. “mam, kamu nggak naik”, ucapnya. Imampun langsung bergegas pulang dengan om-nya. Kami tidak percaya bahwa akan nada yang gagal di antara kami. Tidak lama dari itu pun ayahnya Rio keluar dari dalam kelas, dengan semangat Rio bertanya, “ gimana pak ? aku naik kan ?”. Dengan rasa ragu ayahnya menjawab, “ kamu ngga naik kelas nak .”. Sesaat Rio pun Menangis dan mencoba merebut raportnya dari tangan ayahnya, dan ternyata benar, ia tidak naik kelas. Dan kemudian ia berlari ke samping kelas, aku, Terisna, dan Sahrul pun langsung mengejarnya. Kami bertiga berusaha untuk menenangkannya, kami pun sangat terpukul, kenapa di saat kami semua berhasil 2 teman kami tidak ???

-1 Bulan Kemudian-

Saat ini aku sudah kelas 9 ,kembali bersama-sama temanku yang dulu lagi. Riris, Mega, Indah, Iis, dan masih ada banyak lagi. Walaupun sisa luka di kelas 8F masih sedikit terasa karena harus ada 2 teman kami yang harus gagal.
Aku mencoba menikmati suasana baru ini, kelas kami masih sangat abstrak , 9G. Aku di percaya oleh Ibu Iin (Ibu wali kelas ) sebagai bendahara 2. Disini aku bertugas untuk membantu Riris sebagai bendahara 1.
Ibu Iin adalah wali kelas yang sangat kreatif. Beliau mengajari kami banyak hal tentang ilmu menghias kelas  dan membuat mading (majalah dinding). Walaupun pengurus kelas sering mengadakan lembur tapi ternyata hasilnya sangat memuaskan.
Hanya beberapa kali pengurus kelas mengadakan lembur pun sudah membuat  keadaan kelas 9G  sangat jauh berbeda dari keadaan sebelumnya. Bahkan kelas kami pun di katakana sebagai kelas favorit karena keindahannya.
Pada awal aku memasuki kelas ini aku merasa sangat tidak betah, tetapi akhirnya akupun menemukan sahabat yang sangat terbaik untukku. Mereka adalah Riris, Mega, dan Indah.
Kami berempat sangat kompak, kami sering sharing satu sama lain. Kami berempat mempunyai cirri masing-masing. Riris, anaknya pinter dan cerdas, tapi anaknya bingungan. Mega, anaknya suka banget bercanda apalagi kalau bercandain Riris, kadang juga anaknya ngambekan. Ingah, anaknya lebai tapi pinter juga, dan sangat khawatiran orangnya. Sedangkan aku, lebih terkesan cuek dan agak tertutup, dan lumayan ngambekan juga kaya Mega, hehe.
Kami berempat sangat suka ke WC, bukannya apa-apa, tapi rasanya kalau belum ke Wc rasanya tidak lengkap sekolah kami, hehe.
Selain mereka, ada juga temen cowok yang nyenengin, yaitu Dedi dan Hagi.
Dedi anaknya kecil dan tinggi, sedangkan Hagi anaknya tinggi dan besar. Dedi orangnya sangat konyol sedangkan Hagi anaknya bingungan seperti Riris. Setiap saat yang duduk di belakangku Dedi dan Hagi pasti Riris selalu dijahili oleh mereka. Dan mereka berdua anaknya sangat malas untuk berfikir, sehingga setiap ada tugas kelompok pasti hanya aku dan Riris yang mengerjakan.
Selain mereka ada juga Muji dan Devi.
Mereka berdua sangat mirip dengan tikus dan kucing, sering sekali ribut di kelas. Selalu saja mengolok-olok satu sama lain.
Dan di 9G juga ada anak yang paling paling menyebalkan, namanya Rena. Anaknya sangat suka membuat masalah dan sangat suka mengadu domba orang.
Itu sedikit tentang gambaran manusia-manusia penghuni 9G .Tidak bisa aku sebutkan satu-satu karena jumlahnya terlalu banyak.

Pada dasarnya kami sangat jarang akur, hal itu di sebabkan karena perempuan tidak mau mengalah dengan laki-laki dan juga sebaliknya.
Untuk menemukan kecocokan dengan mereka pun tidak gampang. Aku pun merasa lumayan jenuh dan sangat sulit beradaptasi dengan mereka.
Sebelum ujian nasional di laksanakan aku diterapi oleh kayisu exelent. Ibu Guru pernah bilang pada kami jika kayisu exelent dapat menambah motivasi kami dalam belajar, terutama untuk anak laki-laki.
Sebetulnya saat-saat yang paling menyenangkan saat kelas 9 adalah pengayaan. Disitu kami berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai dan ranking yang baik.
Pada suatu hari aku pernah dintantang oleh Afif , “kamu bisa gak kalahin riris ? Riris aja di ruang 1 masa kamu gk bisa ?”. “ ya aku terima tantangan kamu, liat aja aku pasti bisa !”, jawabku tegas.
Pengayaan demi pengayaan kami jalani, hingga tibalah saat Ujian Praktik.
Saat itu jadwal pertama adalah ujian praktik Bahasa Inggris. Semua anak menyiapkan peralatan dengan matang.
Hari kedua adalah ujian praktik Bahasa Indonesia. Kami di suruh untuk berpidato. Saat itu aku sedang duduk, mencoba menenangkan diri dan menghafal dan mengingat teks pidato sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya giliranku di panggil. Dan alhamdulilah penampilanku lumayan baik. Di kelasku ada yang namanya Yuni. Yunu berpidato tentang Narkoba, dan terakhir Yuni berkata “ Narkoba yes, prestasi no !”. Semua anak langsung tertawa dengan kelakuannya dan Yuni sangat malu.
Ujian demi Ujian aku lalui, begitupun dengan Ujian Nasional.
Besok adalah acara perpisahan, aku sangat deg-degan karena besok aku akan menggunakan kebayak dan sanggul. Apakah hasilnya akan baik ?
Aku bangun pukul 04.00 kemudian aku diantar oleh ibuku ke tempat Rias dan kemudian aku berangkat ke sekolah.
Acara di sekolah sangat menyenangkan dan aku mendapat 1 kalung wisuda dari SMP. Sesuatu yang sangat berharga untukku dan akan aku simpan selamanya.
                                                                                                   









No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Total Pageviews

Artikel Terpopuler