Monday 16 April 2018

Dampak Buruk Penggunaan Pestisida



      Pembasmi hama atau  pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama”) yang diberi akhiran -cide (“pembasmi”). Pestisida tak selalu beracun meskipun dalam bahasa sehari-hari pestisida seringkali disebut sebagai “racun”. Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa:

·         insektisida (serangga)
·         fungisida (fungi/jamur)
·         rodensida (hewan pengerat/Rodentia)
·         herbisida (gulma)
·         akarisida (tungau)
·         bakterisida (bakteri)

·         larvasida (larva) 

Pestisida sasarannya bermacam-macam, seperti :
·         Serangga, 
·         Jamur
·         Bakteri
·         Virus
·         Gulma/tumbuhan penggangu, 
·         Burung,
·         Tikus,
·         Mikrobia yang dianggap mengganggu.            

Timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida: 

1.    Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia 


  Saat menyemprot sering tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan semprot mengenai tubuhnya.
  Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit.
     Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver.

2.    Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan.


   Residu pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan manusia. Masalah residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran seperti kubis, tomat, petsai, bawang, cabai, anggur dan juga padi. Sebab jenis-jenis tersebut umumnya disemprot secara rutin dengan frekuensi penyemprotan yang tinggi. Publikasi ilmiah pernah melaporkan dalam jaringan tubuh bayi yang dilahirkan seorang Ibu yang secara rutin mengkonsumsi sayuran yang disemprot pestisida, terdapat kelainan genetik yang berpotensi menyebabkan bayi tersebut cacat tubuh sekaligus cacat mental.
    Belakangan ini produk pertanian Indonesia sering ditolak di luar negeri karena residu pestisida yang berlebihan.

3.    Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman


      Apabila suatu populasi hama yang terdiri dari banyak individu, dikenakan pada suatu tekanan lingkungan, misalnya penyemprotan bahan kimia beracun, maka sebagian besar individu populasi tersebut akan mati terbunuh. Tetapi dari sekian banyak individu, ada satu atau beberapa individu yang mampu bertahan hidup
      Keturunan individu tahan ini, akan menghasilkan populasi yang juga tahan pestissida secara genetis.
      Beberapa jenis hama yang diketahui tahan terhadap pestisida antara lain hama Kubis Plutella xylostella, hama Kubis Crocidolomia pavonana, hama penggerek umbi Kentang Phthorimaea operculella, dan Ulat Grayak Spodoptera litura. Demikian juga hama hama-hama tanaman padi seperti wereng coklat (Nilaparvata lugens), hama walang sangit (Nephotettix inticeps) dan ulat penggerek batang (Chilo suppressalis).




No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Total Pageviews

Artikel Terpopuler