Pembasmi
hama atau pestisida adalah bahan yang
digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme
pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama”) yang diberi akhiran -cide
(“pembasmi”). Pestisida tak selalu beracun meskipun dalam bahasa
sehari-hari pestisida seringkali disebut sebagai “racun”.
Tergantung dari sasarannya,
pestisida dapat berupa:
·
insektisida
(serangga)
·
fungisida
(fungi/jamur)
·
rodensida
(hewan pengerat/Rodentia)
·
herbisida
(gulma)
·
akarisida
(tungau)
·
bakterisida
(bakteri)
·
larvasida
(larva)
Pestisida sasarannya bermacam-macam, seperti :
·
Serangga,
·
Jamur
·
Bakteri
·
Virus
·
Gulma/tumbuhan
penggangu,
·
Burung,
·
Tikus,
·
Mikrobia
yang dianggap mengganggu.
Timbulnya dampak buruk penggunaan
pestisida:
1. Pestisida
berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia
– Saat
menyemprot sering tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari
plastik, tanpa baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut
dan hidung. Juga cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah angin,
sehingga cairan semprot mengenai tubuhnya.
– Pestisida
dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan,
sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit.
– Menurut
World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati
akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun
mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat
tubuh, kemandulan dan penyakit liver.
2. Pestisida
berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan.
– Residu
pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan manusia. Masalah
residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran seperti kubis, tomat,
petsai, bawang, cabai, anggur dan juga padi. Sebab jenis-jenis tersebut umumnya
disemprot secara rutin dengan frekuensi penyemprotan yang tinggi. Publikasi
ilmiah pernah melaporkan dalam jaringan tubuh bayi yang dilahirkan seorang Ibu
yang secara rutin mengkonsumsi sayuran yang disemprot pestisida, terdapat
kelainan genetik yang berpotensi menyebabkan bayi tersebut cacat tubuh
sekaligus cacat mental.
– Belakangan
ini produk pertanian Indonesia sering ditolak di luar negeri karena residu
pestisida yang berlebihan.
3. Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman
–
Apabila
suatu populasi hama yang terdiri dari banyak individu, dikenakan pada suatu
tekanan lingkungan, misalnya penyemprotan bahan kimia beracun, maka sebagian
besar individu populasi tersebut akan mati terbunuh. Tetapi dari sekian banyak
individu, ada satu atau beberapa individu yang mampu bertahan hidup
–
Keturunan
individu tahan ini, akan menghasilkan populasi yang juga tahan pestissida
secara genetis.
–
Beberapa
jenis hama yang diketahui tahan terhadap pestisida antara lain hama Kubis
Plutella xylostella, hama Kubis Crocidolomia pavonana, hama penggerek umbi
Kentang Phthorimaea operculella, dan Ulat Grayak Spodoptera litura. Demikian
juga hama hama-hama tanaman padi seperti wereng coklat (Nilaparvata lugens),
hama walang sangit (Nephotettix inticeps) dan ulat penggerek batang (Chilo
suppressalis).
No comments:
Post a Comment