Memasuki tahun 2018, suhu politik mulai menghangat. Dapat
dipastikan akan terjadi persaingan yang sengit antar pasangan calon pada
pilkada serentak 2018. Menurut data dari KPU RI, ada 171 daerah yang akan
menyelenggarakan pilkada serentak tahun 2018. Daftar Penduduk Potensial Pemilih
Pemilihan (DP4) pilkada serentak 2018 hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum (
KPU) menyentuh angka 160 juta jiwa, yang sebagiannya adalah pemilih pemula usia
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Baca juga :
Minimnya pemahaman politik pada pemilih pemula dan
kurangnya sosialisasi politik berakibat pada rendahnya tingkat partisipasi
politiknya, sehingga akan meningkatnya angka golput. Selain itu, minimnya
pemahaman politik juga meningkatkan potensi pemilih pemula menjadi korban
politik. Guru yang juga merupakan orang tua siswa di sekolah memiliki peran
sangat penting dalam hal pendidikan politik agar siswa SMA yang masuk dalam
kelompok pemilih pemula dapat terhindar dari menjadi korban politik dan golput.
Pentingnya pendidikan politik pemula merupakan upaya
membangun kesadaran berpolitik dan memberikan pengetahuan yang memadai sehingga
mereka dapat berpikir secara rasional dalam pengambilan keputusan dan
penggunaan hak politik secara sadar dan rasional. Dalam prakteknya guru
hendaknya menyampaikan pada pemilih pemula untuk mengenal para calon pemimpin
yang tidak hanya memiliki kapasitas dan integritas sebagai tokoh tapi juga
memiliki visi dan misi dalam memajukan pembangunan di daerahnya. Tentunya guru
harus bersifat netral tanpa harus mengunggulkan pasangan calon yang satu dan
merendahkan pasangan calon yang lainnya.
Mengingat rata-rata siswa SMA berada di sekolah selama
delapan jam, maka waktu sosialisasi di sekolah merupakan waktu yang sangat
strategis untuk dilakukan. Sosialisasi di sekolah tentu tidak harus
dilaksanakan pada waktu khusus dengan mengundang narasumber, tetapi juga bisa
dilakukan di kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menyelipkan
pendidikan politik pada mata pelajaran yang diampu guru yang bersangkutan. Tentu
tugas sosialisai bukan harus dilakukan guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), karena setiap guru berhak dan memiliki tanggung jawab
yang sama untuk melakukan sosialisasi politik tersebut.
Pendidikan politik pada pemilih pemula melalui
sosialisasi di lingkungan sekolah sangatlah tepat dilakukan pada tahun politik
seperti saat ini. Peran guru dalam melakukan sosialisasi ini juga sangat
sentral agar para siswa sebagai pemilih pemula paham akan hak politiknya serta
terhindar dari sikap apatis terhadap pemrintah yang menjurus ke golput. Pengenalan
calon pemimpin dengan visi dan misinya juga sangat penting agar para pemilih
pemula dapat memilih pemimpin yang tepat untuk kemajuan daerahnya. Selain itu,
pemilih pemula yang merupakan pemuda penuh semangat yang biasanya mudah
terpancing emosi juga harus diberi pengertian untuk menerima kekalahan dari calon
yang didukungnya dan terus mendukung dan mengawasi program dan janji kampanye
dari pasangan calon terpilih.
Telah hadir Agen Poker Aman dan Terpercaya
ReplyDeleteAgen Domino99 | BandarQ | Bandar Poker | Poker Online Terbaik dan Terpercaya Di Indonesia.
? Bonus Turnover 0,5% ( Setiap Hari )?
? Bonus Refferal 20% ( Seumur Hidup )?
? Cukup hanya dengan 1 User ID dapat bermain 4 Game ?
HANYA DENGAN 20.000 BERMAIN SEPUASNYA ^^
Proses transaski yang SUPER CEPAT dengan dilayani cs kami yang ramah siap membantu anda selama 24 jam nonstops.
Permainan 100% fair play ( Player vs Player ) No Bot & Admin !!!
Untuk info lebih lanjut hubungi Customer Service kami :
BB : 2BE326CC
skype : wayangpoker
telp : +85512804273
Facebook : Wayangpoker