Sunday, 26 February 2017

CERPEN : AKHIRNYA SEMUA TERJADI


Pagi yang mendung mengawali kegiatan seorang siswi SMP di salah satu kota di Surabaya. Dia adalah seorang siswi yang mandiri, dia tidak pernah mengeluh dengan apa yang dia rasa dan dia hadapi selama ini. Dia adalah Raisa Melany, dia sering dipanggil teman-temannya dengan sebutan Raisa. Dan Raisa adalah seorang gadis berkelahiran Surabaya, 28 Oktober 1997, dia dilahirkan pada keluarga yang sederhana, dia mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Tiara Dwi Safitri, ayahnya adalah seorang buruh biasa dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur Ulangan Akhir Semester, seperti hari-hari biasa Isya dan Aina berangkat sekolah bersama-sama. Mereka adalah sahabat karib dari kecil. Dan asiknya lagi mereka naik kelas bersama dan masuk ke dalam kelas yang sama yaitu kelas IX C. dan itu cukup membuat kedua sahabat itu sangat bahagia dan senang.
“sa, sa, sa, aku punya kabar baik nihh..”, greget Aina.
“hmm,, yaya”. Males Raisa
“ihh,, bĂȘte deh jawabnya kok cuma kaya gitu sih sa, emangnya kamu bener-bener gak mau tau nihh??” ledek Aina.
“iya deh sayong, emangnya kabar apaan sih sayongg??” cubit Raisa ke pipi Aina yang sedikit tembem.
“huhh, gitu donk, kan aku jadi semangat nyeritaiin ke kamunya” semangat Aina.
“iya cepet ceritanya donk, nanti aku keburu males ngedengerin kamu,” muncu Raisa.
“kita itu, kita itu, kita itu.. jadi satu kelas di kelas IX C sa, seru bangetkan kalau gitu, kita jadi bareng-bareng terus dehh pokoknya, asik kan sa?? Lendot Aina.
“biasa ajah tuh, kamunya aja yang heboh”, sambil pergi meninggalkan Aina dan menuju ke kelas IX C.
“ihhhh,,, Raisa tega bangett, ah males ah” mengejar Raisa.
****
Bel pulang pun bordering, dengan gembiranya kedua sahabat tersebut langsung pergi meninggalkan sekolahan dan menuju rumah mereka dengan senang. Di dalam rumah Raisa cukup tenang dengan hawa seperti biasanya, dengen kesunyian seperti biasanya yaitu hanya ada Adik Raisa yaitu Tiara yang sudah duduk diam di Ruang keluarga dengan berbagai macam makanan dan buku pelajaran, dan seorang wanita yang sedang duduk menemani tiara dengan menghadap televisi, dan tanpa sadar mereka mendengar salam dari Raisa.
“assalamu’alaikum,” lemes Raisa.
“wa’alikumsalam, kok lemes gitu sih sa, emangnya kenapa?”
“ga apa kok mah, Cuma lagi lemes aja nih”, tutur  Raisa.
“oh ya udah, sana solat dulu nanti kamu baru makan, ntar malah tambah lemes kalo kamu belum makan,” suruh mama.
“oke deh mah”, dengan agak kehilangan tenaga, Raisa langsung pergi ke kamar dang anti baju untuk mengerjakan semua yang disuruh mamanya itu.
****
Pagi yang cerah pun dating untuk mengawali kegiatan Raisa lagi.
“pagi Raisa cantik,,” rayu Aina.
“pagi juga Aina cantik,,” balas senyum manis Raisa.
“hehe,, udah siap ikut pelajaran hari ini kan sa? Udah semangat kan sa? Udah ga lemes lagi kan sa?” Kejar Aina dengan berbagai pertanyaan kepada sahabat karibnya itu.
“haha,, udah donk na, emangnya aku apaan, masa males ama gak semangatnya gak pergi-pergi sih, itu sih bukan Raisa namanya, tapi kalau yang gituan mah kamu tuhh,” ledek Raisa.
“ehhh, sembarangan yah kamu sa, emngnya aku apaan,” ketus Aina dengan tambahan bibir monyongnya.
Mereka pun akhirnya bebincang-bincang dengan semangat mereka berdua yang kalau udah ketemu gak bisa dipisahin kaya prangko yang selalu nempel kuat-kuat dan susah buat dipisahin. Dan sampai-sampai gak kerasa kalau bel masuk udah dibunyikan. Dan pelajaran pun siap menghadang semua siswi kelas IX C.
“assalamu’alaikum wr.wb” salam pak Tarjo yang sebagai guru Matematika kami dan wali kelas dari IX C.
“wa’alikumsalam wr.wb” jawab semuanya.
Pak tarjo yang bertugas sebagai wali kelas kami pun memberikan wejangan kepada kami dan memberikan salah satu perintah untuk membuat struktur kelas. Dan saat itu juga semua siswa laki-laki yang berjumlah sekitar 16 anak menunjuk salah satu dari mereka, yaitu yang duduk di paling belakang bernama Sandy Warna. Dan akhirnya pak Tarjo pun menuruti semua yang dikatakan para murid laki-laki tersebut. Dan untuk memulai hari itupun Raisa ditunjuk untuk mencontohkan bagaimana cara berpidato. Raisa yang awalnya kurang memperhatikan dan mendengarkan tentang pemililhan ketua kelas tersebut pun kaget dan bingung harus melakukan apa. Dan akhirnya dengan kebingungan yang melanda Raisa, diapun maju kedepan kelas dengan sedikit ragu-ragu.
“pak kok saya yang maju sih,? kan udah ada ketua kelas ituh, dia aja yang nyontohin pak!!” Ngeles Raisa.
“udah gak papa, kamu juga harus latihan, kapan-kapan tinggal ketua kelasnya yang pidato, tegas Pak Tarjo.
Tanpa mencari alesan lagi, Raisa pun mengikuti semua yang diperintahkan oleh pak Tarjo, dengan bingung bangaimana dia harus menyampaikan pidato dan apa yang harus disampaikan ke teman-teman kelasnya itu, Raisa pun hanya mengucap salam dan mengulang kata-kata yang dia sampaikan dan akhirnya sampai salam penutup juga. Dan dengan rasa malu dia kembali ke tempat duduknya bersama Aina lagi, dan tidak sedikit dari teman Aina yang mentertawakan apa yang disampaikan Raisa tadi.
“sa, kamu tadi ngapain? Ngomong apa sih kamu sa?” ledek Aina.
“berisiklah na, ngpain sih kamu tanya-tanya, udahlah lupain aja, nggak penting juga, ahh” bales Raisa ketus.
“hehe, iya deh sa, udah donk ga usah pake muncu-muncu juga kali” ledek Aina.
“lagian Pak Tarjo ngapain yah tunjuk-tunjuk aku segala, udah ada ketua kelas juga, uhh” balas Raisa dengan muncunya.
“iya sa, iya, kamu yang sabar yahh,,hehe” sambil ketawa cekikikan. Dan akhirnya pak Tarjo menegur kami berdua.
****
Bel pulang pun berbunyi dan mengawali senyum kebahagian dari kami yang sejak tadi pagi semua males mengikuti pelajaran.
****
Sampai beberapa bulan pun Raisa sudah betah dan sudah saling mengenal denga semua teman yang ada di kelas IX C itu, dan mulai akrab dengan teman lainnya.
“pagi Sandy,,” salam Raisa setiap pagi. Karena Sandy selalu datang ke sekolahan dan menjadi orang pertama yang memasuki kelas Raisa, akhirnya mereka berdua pun menjadi akrab dan Raisa dan Sandy pun sudah mengenal satu sama lain.
“iya,,” jawab Sandy. Karena sandy termasuk dari siswa yang lumayan untuk diam, hanya senyum dan kata iya saja yang selalu dia lontarkan kepada Raisa. Semakin lama pun mereka saling mengenal, dan karena Raisa dan Aina adalah sahabat yang selalu kompak, mereka berdua akan selalu mengeledek teman-teman mereka yang di kelas terlalu diam dan siapapun yang sedang menjalin kedekatan pasti akan mereka ledek. Entah itu dengan memanggil nama mereka dengan keras dan menggoda teman-temannya.
Hingga suatu ketika sandy sedang dekat dengan seorang cewe, dan saat itu juga Raisa dan Aina sering mengerjai mereka berdua. Dan itu cukup membuat Raisa dan Sandy semakin dekat dalam berteman. Dan di dalam kelas mereka saling kejar mengejar dalam mencapai nilai, misalnya saja mereka selalu bertaruhan dengan nilai-nilai ulangan harian yang mereka dapatkan, dan itu cukup membuat nilai Raisa semakin membaik.
“san, nanti ulangan matematika, gimana kalau nilainya tingga-tinggian??” tantang Raisa.
“hah, buat apalah taruhan, nanti juga ujung-ujungnya juga aku yang menang koh,,” jawab santai sandy.
“ohh,, jadi kamu nyepelein aku nihh, liat aja nanti kalau nilaiku lebih tinggi, awaslah” ketus Raisa.
“okeh, siapa takut,” tantang Sandy.
Waktu ulangan matematika pun dimulai, sandy dan raisa saling berkerja keras untuk medapatkan nilai yang bisa saling mereka banggakan dan tunjukan kepada penantang mereka.
**
Waktu ulangan selesai dan itu juga sebagai tanda waktu untuk pulang.
***
Di perjalanan pulang, diam-diam Raisa tersenyum sendirian dan itu cukup membuat tanda tanya besar pada sahabatnya yaitu Aina. Di dalam hati, aina bertanya-tanya mengapa sahabatnya akhir-akhir ini sering tersenyum-senyum sendiri.
“wahh, Raisa kenapa yah??” bertanya dalam hati.
“DORRRR,,,” kaget aina.
“ahhhhhh,,” Raisa terkaget.
“hayoo lagi mikirin apaan coba??? Kok senyum-senyum sendiri!!!” Tanya Aina.
“ih mau tau aja apa mau tau bangettt??” ledekk Raisa
“Raisa mah gitu ah, gak mau cerita-cerita kalau lagi seneng, gak mau bagi-bagi nihh??” ngambek Aina.
“hmmm,, iya iya,” nurut Raisa, “na, menurut kamu Sandy itu orangnya gimana??” Tanya Raisa malu.
“hahh sandy?? Kamu suka sama Sandy sa??” Kaget Aina dan berbica dengan keras.
“sttttttt,, kamu jangan keras-keras ngomongnya donk na, aku kan malu kalau ada yang denger!!, tapi kamu jangan bilang sapa-sapa yah na, Cuma kamu yang tau lohh,” ancam Raisa.
“hahaha,,okeh dehh sayong” ledek Aina.
Dan akhirnya Raisa menceritakan kepada Aina tentang perasaannya yang dia pendam kepada Sandy itu.
Tanpa sepengetahuan Raisa, ternyata hubungan antara Sandy dengan Sivia sudah semakin dekat, bahkan mereka lebih dari seorang sahabat, bahkan mereka selalu pulang bersama-sama. Setelah Raisa dan Aina mendengar semua itu, Raisa cukup terkejut.
“sa, kamu gak papa kan?” Tanya Aina seius.
“hmm,, gak papa kok na, Cuma sedikit sedih, tapi nanti juga gak bakalan kenapa-kenapa kok” alesan Raisa.
Hingga sampai beberapa lama pun Raisa memendam perasaanya kepada Sandy, sampai ada beberapa teman laki-laki dari kami mulai ada yang menyadarinya dan memulai untuk meledek kami berdua apabila kami sedang berbincang-bincang bersama. Dan itu cukup membuat mereka menjaga jarak untuk menjaga perasaan dari Sivia.
Saat menjelang ujian, dan saat itu mereka sudah tidak ada komunikasi lagi, walaupun mereka ini satu kelas, tapi semakn lama sandy berangkat sekolah yang tadinya pagi menjadi siang dan apabila mereka bertemu pun saling tersenyum dan tidak ada lagi yang namanya kontak. Tanya pun hanya soal pelajran saja, tidak seperti dulu yang saling melontarkan perhatiannya.
Tapi suatu ketika waktu menjelang hari ujian dilaksanakan mereka sudah memulai adanya kontak seperti dulu lagi, walau itu tidak seperti dulu.
“sa, tinggi-tinggian nilai yukk,!!” ajak sandy
“ayo siapa takut” tantang Raisa dan dalam hatinya ada semangat untuk menjalankan semua itu.
****
Beberapa hari setelah mereka membuat perjanjian, dan itu cukup membuat sandy dan raisa belajar lebih keras dan belajar lebih giat untuk memenangkan pertarungan ini. Hingga saat pertempuran sesungguhnya dimulai saat mereka mengerjakan soal ujian tersebut.
*** satu bulan setelah ujian berlangsung.
Saat pengumuman kelulusan dan acara perpisahan disekolah pun diadakan, semua sisiwa memakai pakaian yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu seluruh anak perempuan mengenakan pakaian nasional misalnya meggunakan pakaian adat jawa tengah yaitu kebaya, dan anak laki-laki mengenakan kemeja panjang berwarna putih dan celana panjang berwarna hitam. Dan itu cukup membuat sandy kelihatan sangat keren.
Dan saat pengumuman peringkat kelas dan jumlah nilai ujuan nasional ternyata Sandy mendapatkan juara ke-3 di kelas dengan jumlah nilai 34 dan Raisa mendapatkan peringkat yang ke-4 dengan jumlah nilai 33. Dan dari itu mereka saling memberi selamat atas kesuksesan yang mereka dapatkan selama ini.
****
Hari pengumuman kelulusan pun berlalu, kami sudah tidak bertemu lagi. Tapi untungnya ada kegiatan tanda tangan dan berbagai kegiatan lainnya setelah ujian berlangsung. Dan itu cukup membuat mereka berdua saling bertemu walau Cuma sebentar.
“sa, kamu mau ngelanjutin sekolah dimana??” Tanya Aina
“belum tau nihh na, tapi kayaknya aku mau ngelanjutinya di SMA, kamu sih dimana na??” Tanya Raisa.
“hmm,, kayaknya aku mau ke SMK kohh sa, bapak sama ibuku nyuruh aku ngelanjutin di SMK” jawab Aina.
“yahh, kayaknya kita bakalan pisah nih na, oh oh oh.!!” Keluh Raisa
“iya nihh sa, tapi kita harus tetep semangat yahh sa, demi masa depan kita!!” semangat Aina.
Waktu pendaftaran sekolah pun mulai diadakan di berbagai sekolah di SMA Surabaya. Salah satu dari siswa pendaftaran itu adalah Raisa dan Sandy yang memang dari awalnya mereka menginginkan untuk masuk ke SMA faforit tersebut. Dalam pendaftaran itu, Raisa dan Sandy pun tidak pernah melakukan kontak lagi, karena mereka sudah tidak pernah bertemu dan mereka saling menjaga persaaan dari Sivia. Dan waktu pengumuman pun tiba untuk pengumuman yang masuk dan menjadi siswa SMA di Surabya. Dan mereka sudah berbeda kelas, Raisa derada di kelas XA dan Sandy berada di kelas XG. Sedangkan itu cukup membuat Raisa sedih karena itu tidak sesuai dengan yang Raisa inginkan.
****
“sa, gimana kamu diterima di SMA kan??” Tanya Aina.
“ya alhamdulilah na, aku ditrima” jawab Raisa.
“terus si Sandy gima tuh? Ditrima apa engga??” Tanya Aina.
“tau ah, dia udah berubah tau na,” muncu Raisa.
“heh, emangnya kenapa sih sa? Dia udah tau apa kalau kamu itu suka sama dia?” Tanya Aina.
“kayaknya sih udah sa, tapi gak taulah yah, udahlah gak usah bahas-bahas dia, Males,” ketus Raisa.
“iya iya deh sa, tenang-tenang, hehe” ledek Aina
“oh ya na, kamu udah ketrima di SMK kan??” Tanya Raisa.
“hehe, mau tau apa mau tau banget nih sa? Ledek Aina.
“ya udah kalau gak mau tau, gak penting juga kok,?” ketus Raisa.
“iya deh, aku udah ketrima di SMK koh, tenang aja koh, hehe” ledek Aina sambil mencubit pipinya.
****
Pagi yang mendung mengawali keseharian Raisa dan Sandy disekolah.
“andi…” panggil Raisa.
“iya sa, kenapa?” Tanya Andi.
“hehe, salam yah” senyum Raisa.
“buat sapa? Dari sapa?” ledek Andi.
“lehh andi mah gitulah,” muncu Raisa.
“yaya, maaf deh sa, nanti aku sampain ke Sandy dehh, tenang-tenang” canda Andi.
“makasih yahh ndi, Andi baik dehh” rayu Raisa.
****
Kedatangan Andi langsung disambut baik oleh Sandy.
“Andi,,” senyum Sandy
“iya Sandy, kenapa??” Tanya Andi
“ga papa koh ndi,” sapa sandy.
“san, ada salam tuh dari dia,” ledek Andy
“ohh, dari?” cuek Sandy
“ya biasalah, Raisa!!” ledek Andy
“ya wa’alikumsalam.” Malu sandy
“cie cie sandy,”ledek Andy
“ih biasa aja kali ndi, gak usah lebay.” Muncu Sandy
****
Selama sandy di SMA dia sudah tidak ada hubungan bersama Sivia lagi, dan sekarang dia sedang sendirian lagi. Sekarang sandy sudah menjadi anggota OSIS di SMA tersebut dan dia sudah mendapatkan teman baru yang bernama Winda, Winda adalah teman satu kelas Raisa, winda memang sangat baik dan cantik. Setelah dia mengikuti OSIS sekarang dia sudah berubah dan sudah tidak menjadi Sandy yang dulu Raisa kenal. Hanya untuk tersenyum dan menyapa pun dia sudah tidak mau, dia sudah bukan sandy yang ramah dan baik lagi.
****
Waktu istirahat dan Raisa ingin bertemu dengan Andy. Dan Raisa bertemu dengan Sandy.
“hay sandy??” sapa Raisa
“iya” jawab sandy, dia menjawab seperti baru mengenal Raisa waktu SMP. Dan setiap kali Raisa memanggil Sandy, Sandy hanya senyum sedikit dan pergi meninggalkannya.
Beberapa waktu pun berlalu, sekarang Raisa hanya ingin menunggu kepastian dari Sandy, mengapa sandy berubah dan mengapa sandy menjauhinya. Raisa ingin menayakan kepadanya tentang hal itu, namun keinginan itu mungkin hanya sebatas impin yang tidak mungkin dicapai.
****
Suatu hari ketika Raisa sedang bermain bersama winda, secara tidak sengaja dia melihat sebuah buku yang bertuliskan tentang ceritanya bersama Sandy dalam OSIS, dan menuliskan tentang keseharian winda dan sandy saat bersama dan mereka berdua juga menceritakan hubungan mereka berdua yang lebih dari seorang sahabat. Ketika Raisa melihat dan membaca semua tulisan itu, hatinya seperti teriris pisau yang tajam dan itu cukup membuat Raisa mengeluarkan lagi air matanya.
Setelah kejadian itu sekarang Raisa sudah sedikit lega karena dia sudah mengetahui semua yang terjadi. Dan itu membuat Raisa bersemangat untuk melupakan Sandy.
********

Karya : Riyani


No comments:

Post a Comment

Entri Populer

Total Pageviews

Artikel Terpopuler