Pagi yang
mendung mengawali kegiatan seorang siswi SMP di salah satu kota di Surabaya.
Dia adalah seorang siswi yang mandiri, dia tidak pernah mengeluh dengan apa
yang dia rasa dan dia hadapi selama ini. Dia adalah Raisa Melany, dia sering
dipanggil teman-temannya dengan sebutan Raisa. Dan Raisa adalah seorang gadis
berkelahiran Surabaya, 28 Oktober 1997, dia dilahirkan pada keluarga yang
sederhana, dia mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Tiara Dwi Safitri,
ayahnya adalah seorang buruh biasa dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga
yang baik.
Hari ini
adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur Ulangan Akhir Semester, seperti
hari-hari biasa Isya dan Aina berangkat sekolah bersama-sama. Mereka adalah
sahabat karib dari kecil. Dan asiknya lagi mereka naik kelas bersama dan masuk
ke dalam kelas yang sama yaitu kelas IX C. dan itu cukup membuat kedua sahabat
itu sangat bahagia dan senang.
“sa, sa,
sa, aku punya kabar baik nihh..”, greget Aina.
“hmm,, yaya”.
Males Raisa
“ihh,, bĂȘte
deh jawabnya kok cuma kaya gitu sih sa, emangnya kamu bener-bener gak mau tau
nihh??” ledek Aina.
“iya deh
sayong, emangnya kabar apaan sih sayongg??” cubit Raisa ke pipi Aina yang
sedikit tembem.
“huhh, gitu
donk, kan aku jadi semangat nyeritaiin ke kamunya” semangat Aina.
“iya cepet
ceritanya donk, nanti aku keburu males ngedengerin kamu,” muncu Raisa.
“kita itu,
kita itu, kita itu.. jadi satu kelas di kelas IX C sa, seru bangetkan kalau
gitu, kita jadi bareng-bareng terus dehh pokoknya, asik kan sa?? Lendot Aina.
“biasa ajah
tuh, kamunya aja yang heboh”, sambil pergi meninggalkan Aina dan menuju ke
kelas IX C.
“ihhhh,,,
Raisa tega bangett, ah males ah” mengejar Raisa.
****
Bel pulang
pun bordering, dengan gembiranya kedua sahabat tersebut langsung pergi
meninggalkan sekolahan dan menuju rumah mereka dengan senang. Di dalam rumah
Raisa cukup tenang dengan hawa seperti biasanya, dengen kesunyian seperti
biasanya yaitu hanya ada Adik Raisa yaitu Tiara yang sudah duduk diam di Ruang
keluarga dengan berbagai macam makanan dan buku pelajaran, dan seorang wanita
yang sedang duduk menemani tiara dengan menghadap televisi, dan tanpa sadar
mereka mendengar salam dari Raisa.
“assalamu’alaikum,”
lemes Raisa.
“wa’alikumsalam,
kok lemes gitu sih sa, emangnya kenapa?”
“ga apa kok
mah, Cuma lagi lemes aja nih”, tutur
Raisa.
“oh ya
udah, sana solat dulu nanti kamu baru makan, ntar malah tambah lemes kalo kamu
belum makan,” suruh mama.
“oke deh
mah”, dengan agak kehilangan tenaga, Raisa langsung pergi ke kamar dang anti
baju untuk mengerjakan semua yang disuruh mamanya itu.
****
Pagi yang
cerah pun dating untuk mengawali kegiatan Raisa lagi.
“pagi Raisa
cantik,,” rayu Aina.
“pagi juga
Aina cantik,,” balas senyum manis Raisa.
“hehe,,
udah siap ikut pelajaran hari ini kan sa? Udah semangat kan sa? Udah ga lemes
lagi kan sa?” Kejar Aina dengan berbagai pertanyaan kepada sahabat karibnya
itu.
“haha,,
udah donk na, emangnya aku apaan, masa males ama gak semangatnya gak pergi-pergi
sih, itu sih bukan Raisa namanya, tapi kalau yang gituan mah kamu tuhh,” ledek
Raisa.
“ehhh,
sembarangan yah kamu sa, emngnya aku apaan,” ketus Aina dengan tambahan bibir
monyongnya.
Mereka pun
akhirnya bebincang-bincang dengan semangat mereka berdua yang kalau udah ketemu
gak bisa dipisahin kaya prangko yang selalu nempel kuat-kuat dan susah buat
dipisahin. Dan sampai-sampai gak kerasa kalau bel masuk udah dibunyikan. Dan
pelajaran pun siap menghadang semua siswi kelas IX C.
“assalamu’alaikum
wr.wb” salam pak Tarjo yang sebagai guru Matematika kami dan wali kelas dari IX
C.
“wa’alikumsalam
wr.wb” jawab semuanya.
Pak tarjo
yang bertugas sebagai wali kelas kami pun memberikan wejangan kepada kami dan
memberikan salah satu perintah untuk membuat struktur kelas. Dan saat itu juga
semua siswa laki-laki yang berjumlah sekitar 16 anak menunjuk salah satu dari
mereka, yaitu yang duduk di paling belakang bernama Sandy Warna. Dan akhirnya
pak Tarjo pun menuruti semua yang dikatakan para murid laki-laki tersebut. Dan
untuk memulai hari itupun Raisa ditunjuk untuk mencontohkan bagaimana cara
berpidato. Raisa yang awalnya kurang memperhatikan dan mendengarkan tentang
pemililhan ketua kelas tersebut pun kaget dan bingung harus melakukan apa. Dan
akhirnya dengan kebingungan yang melanda Raisa, diapun maju kedepan kelas
dengan sedikit ragu-ragu.
“pak kok
saya yang maju sih,? kan udah ada ketua kelas ituh, dia aja yang nyontohin
pak!!” Ngeles Raisa.
“udah gak
papa, kamu juga harus latihan, kapan-kapan tinggal ketua kelasnya yang pidato,
tegas Pak Tarjo.
Tanpa
mencari alesan lagi, Raisa pun mengikuti semua yang diperintahkan oleh pak
Tarjo, dengan bingung bangaimana dia harus menyampaikan pidato dan apa yang
harus disampaikan ke teman-teman kelasnya itu, Raisa pun hanya mengucap salam
dan mengulang kata-kata yang dia sampaikan dan akhirnya sampai salam penutup
juga. Dan dengan rasa malu dia kembali ke tempat duduknya bersama Aina lagi,
dan tidak sedikit dari teman Aina yang mentertawakan apa yang disampaikan Raisa
tadi.
“sa, kamu
tadi ngapain? Ngomong apa sih kamu sa?” ledek Aina.
“berisiklah
na, ngpain sih kamu tanya-tanya, udahlah lupain aja, nggak penting juga, ahh”
bales Raisa ketus.
“hehe, iya
deh sa, udah donk ga usah pake muncu-muncu juga kali” ledek Aina.
“lagian Pak
Tarjo ngapain yah tunjuk-tunjuk aku segala, udah ada ketua kelas juga, uhh”
balas Raisa dengan muncunya.
“iya sa,
iya, kamu yang sabar yahh,,hehe” sambil ketawa cekikikan. Dan akhirnya pak
Tarjo menegur kami berdua.
****
Bel pulang
pun berbunyi dan mengawali senyum kebahagian dari kami yang sejak tadi pagi
semua males mengikuti pelajaran.
****
Sampai
beberapa bulan pun Raisa sudah betah dan sudah saling mengenal denga semua
teman yang ada di kelas IX C itu, dan mulai akrab dengan teman lainnya.
“pagi
Sandy,,” salam Raisa setiap pagi. Karena Sandy selalu datang ke sekolahan dan
menjadi orang pertama yang memasuki kelas Raisa, akhirnya mereka berdua pun
menjadi akrab dan Raisa dan Sandy pun sudah mengenal satu sama lain.
“iya,,”
jawab Sandy. Karena sandy termasuk dari siswa yang lumayan untuk diam, hanya
senyum dan kata iya saja yang selalu dia lontarkan kepada Raisa. Semakin lama
pun mereka saling mengenal, dan karena Raisa dan Aina adalah sahabat yang
selalu kompak, mereka berdua akan selalu mengeledek teman-teman mereka yang di
kelas terlalu diam dan siapapun yang sedang menjalin kedekatan pasti akan
mereka ledek. Entah itu dengan memanggil nama mereka dengan keras dan menggoda
teman-temannya.
Hingga
suatu ketika sandy sedang dekat dengan seorang cewe, dan saat itu juga Raisa
dan Aina sering mengerjai mereka berdua. Dan itu cukup membuat Raisa dan Sandy
semakin dekat dalam berteman. Dan di dalam kelas mereka saling kejar mengejar
dalam mencapai nilai, misalnya saja mereka selalu bertaruhan dengan nilai-nilai
ulangan harian yang mereka dapatkan, dan itu cukup membuat nilai Raisa semakin
membaik.
“san, nanti
ulangan matematika, gimana kalau nilainya tingga-tinggian??” tantang Raisa.
“hah, buat
apalah taruhan, nanti juga ujung-ujungnya juga aku yang menang koh,,” jawab
santai sandy.
“ohh,, jadi
kamu nyepelein aku nihh, liat aja nanti kalau nilaiku lebih tinggi, awaslah”
ketus Raisa.
“okeh,
siapa takut,” tantang Sandy.
Waktu
ulangan matematika pun dimulai, sandy dan raisa saling berkerja keras untuk
medapatkan nilai yang bisa saling mereka banggakan dan tunjukan kepada
penantang mereka.
**
Waktu
ulangan selesai dan itu juga sebagai tanda waktu untuk pulang.
***
Di
perjalanan pulang, diam-diam Raisa tersenyum sendirian dan itu cukup membuat
tanda tanya besar pada sahabatnya yaitu Aina. Di dalam hati, aina
bertanya-tanya mengapa sahabatnya akhir-akhir ini sering tersenyum-senyum
sendiri.
“wahh,
Raisa kenapa yah??” bertanya dalam hati.
“DORRRR,,,”
kaget aina.
“ahhhhhh,,”
Raisa terkaget.
“hayoo lagi
mikirin apaan coba??? Kok senyum-senyum sendiri!!!” Tanya Aina.
“ih mau tau
aja apa mau tau bangettt??” ledekk Raisa
“Raisa mah
gitu ah, gak mau cerita-cerita kalau lagi seneng, gak mau bagi-bagi nihh??”
ngambek Aina.
“hmmm,, iya
iya,” nurut Raisa, “na, menurut kamu Sandy itu orangnya gimana??” Tanya Raisa
malu.
“hahh
sandy?? Kamu suka sama Sandy sa??” Kaget Aina dan berbica dengan keras.
“sttttttt,,
kamu jangan keras-keras ngomongnya donk na, aku kan malu kalau ada yang
denger!!, tapi kamu jangan bilang sapa-sapa yah na, Cuma kamu yang tau lohh,”
ancam Raisa.
“hahaha,,okeh
dehh sayong” ledek Aina.
Dan
akhirnya Raisa menceritakan kepada Aina tentang perasaannya yang dia pendam kepada
Sandy itu.
Tanpa
sepengetahuan Raisa, ternyata hubungan antara Sandy dengan Sivia sudah semakin
dekat, bahkan mereka lebih dari seorang sahabat, bahkan mereka selalu pulang
bersama-sama. Setelah Raisa dan Aina mendengar semua itu, Raisa cukup terkejut.
“sa, kamu
gak papa kan?” Tanya Aina seius.
“hmm,, gak
papa kok na, Cuma sedikit sedih, tapi nanti juga gak bakalan kenapa-kenapa kok”
alesan Raisa.
Hingga
sampai beberapa lama pun Raisa memendam perasaanya kepada Sandy, sampai ada
beberapa teman laki-laki dari kami mulai ada yang menyadarinya dan memulai
untuk meledek kami berdua apabila kami sedang berbincang-bincang bersama. Dan
itu cukup membuat mereka menjaga jarak untuk menjaga perasaan dari Sivia.
Saat
menjelang ujian, dan saat itu mereka sudah tidak ada komunikasi lagi, walaupun mereka
ini satu kelas, tapi semakn lama sandy berangkat sekolah yang tadinya pagi
menjadi siang dan apabila mereka bertemu pun saling tersenyum dan tidak ada
lagi yang namanya kontak. Tanya pun hanya soal pelajran saja, tidak seperti
dulu yang saling melontarkan perhatiannya.
Tapi suatu
ketika waktu menjelang hari ujian dilaksanakan mereka sudah memulai adanya
kontak seperti dulu lagi, walau itu tidak seperti dulu.
“sa,
tinggi-tinggian nilai yukk,!!” ajak sandy
“ayo siapa
takut” tantang Raisa dan dalam hatinya ada semangat untuk menjalankan semua
itu.
****
Beberapa
hari setelah mereka membuat perjanjian, dan itu cukup membuat sandy dan raisa
belajar lebih keras dan belajar lebih giat untuk memenangkan pertarungan ini.
Hingga saat pertempuran sesungguhnya dimulai saat mereka mengerjakan soal ujian
tersebut.
*** satu
bulan setelah ujian berlangsung.
Saat
pengumuman kelulusan dan acara perpisahan disekolah pun diadakan, semua sisiwa
memakai pakaian yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu seluruh anak
perempuan mengenakan pakaian nasional misalnya meggunakan pakaian adat jawa tengah
yaitu kebaya, dan anak laki-laki mengenakan kemeja panjang berwarna putih dan
celana panjang berwarna hitam. Dan itu cukup membuat sandy kelihatan sangat
keren.
Dan saat
pengumuman peringkat kelas dan jumlah nilai ujuan nasional ternyata Sandy
mendapatkan juara ke-3 di kelas dengan jumlah nilai 34 dan Raisa mendapatkan
peringkat yang ke-4 dengan jumlah nilai 33. Dan dari itu mereka saling memberi
selamat atas kesuksesan yang mereka dapatkan selama ini.
****
Hari
pengumuman kelulusan pun berlalu, kami sudah tidak bertemu lagi. Tapi untungnya
ada kegiatan tanda tangan dan berbagai kegiatan lainnya setelah ujian
berlangsung. Dan itu cukup membuat mereka berdua saling bertemu walau Cuma
sebentar.
“sa, kamu
mau ngelanjutin sekolah dimana??” Tanya Aina
“belum tau
nihh na, tapi kayaknya aku mau ngelanjutinya di SMA, kamu sih dimana na??”
Tanya Raisa.
“hmm,,
kayaknya aku mau ke SMK kohh sa, bapak sama ibuku nyuruh aku ngelanjutin di
SMK” jawab Aina.
“yahh,
kayaknya kita bakalan pisah nih na, oh oh oh.!!” Keluh Raisa
“iya nihh
sa, tapi kita harus tetep semangat yahh sa, demi masa depan kita!!” semangat
Aina.
Waktu
pendaftaran sekolah pun mulai diadakan di berbagai sekolah di SMA Surabaya.
Salah satu dari siswa pendaftaran itu adalah Raisa dan Sandy yang memang dari
awalnya mereka menginginkan untuk masuk ke SMA faforit tersebut. Dalam
pendaftaran itu, Raisa dan Sandy pun tidak pernah melakukan kontak lagi, karena
mereka sudah tidak pernah bertemu dan mereka saling menjaga persaaan dari
Sivia. Dan waktu pengumuman pun tiba untuk pengumuman yang masuk dan menjadi
siswa SMA di Surabya. Dan mereka sudah berbeda kelas, Raisa derada di kelas XA
dan Sandy berada di kelas XG. Sedangkan itu cukup membuat Raisa sedih karena
itu tidak sesuai dengan yang Raisa inginkan.
****
“sa, gimana
kamu diterima di SMA kan??” Tanya Aina.
“ya
alhamdulilah na, aku ditrima” jawab Raisa.
“terus si
Sandy gima tuh? Ditrima apa engga??” Tanya Aina.
“tau ah,
dia udah berubah tau na,” muncu Raisa.
“heh,
emangnya kenapa sih sa? Dia udah tau apa kalau kamu itu suka sama dia?” Tanya
Aina.
“kayaknya
sih udah sa, tapi gak taulah yah, udahlah gak usah bahas-bahas dia, Males,”
ketus Raisa.
“iya iya
deh sa, tenang-tenang, hehe” ledek Aina
“oh ya na,
kamu udah ketrima di SMK kan??” Tanya Raisa.
“hehe, mau
tau apa mau tau banget nih sa? Ledek Aina.
“ya udah
kalau gak mau tau, gak penting juga kok,?” ketus Raisa.
“iya deh,
aku udah ketrima di SMK koh, tenang aja koh, hehe” ledek Aina sambil mencubit
pipinya.
****
Pagi yang
mendung mengawali keseharian Raisa dan Sandy disekolah.
“andi…”
panggil Raisa.
“iya sa,
kenapa?” Tanya Andi.
“hehe,
salam yah” senyum Raisa.
“buat sapa?
Dari sapa?” ledek Andi.
“lehh andi
mah gitulah,” muncu Raisa.
“yaya, maaf
deh sa, nanti aku sampain ke Sandy dehh, tenang-tenang” canda Andi.
“makasih
yahh ndi, Andi baik dehh” rayu Raisa.
****
Kedatangan
Andi langsung disambut baik oleh Sandy.
“Andi,,”
senyum Sandy
“iya Sandy,
kenapa??” Tanya Andi
“ga papa
koh ndi,” sapa sandy.
“san, ada
salam tuh dari dia,” ledek Andy
“ohh,
dari?” cuek Sandy
“ya
biasalah, Raisa!!” ledek Andy
“ya
wa’alikumsalam.” Malu sandy
“cie cie
sandy,”ledek Andy
“ih biasa
aja kali ndi, gak usah lebay.” Muncu Sandy
****
Selama
sandy di SMA dia sudah tidak ada hubungan bersama Sivia lagi, dan sekarang dia
sedang sendirian lagi. Sekarang sandy sudah menjadi anggota OSIS di SMA
tersebut dan dia sudah mendapatkan teman baru yang bernama Winda, Winda adalah
teman satu kelas Raisa, winda memang sangat baik dan cantik. Setelah dia
mengikuti OSIS sekarang dia sudah berubah dan sudah tidak menjadi Sandy yang
dulu Raisa kenal. Hanya untuk tersenyum dan menyapa pun dia sudah tidak mau,
dia sudah bukan sandy yang ramah dan baik lagi.
****
Waktu
istirahat dan Raisa ingin bertemu dengan Andy. Dan Raisa bertemu dengan Sandy.
“hay
sandy??” sapa Raisa
“iya” jawab
sandy, dia menjawab seperti baru mengenal Raisa waktu SMP. Dan setiap kali
Raisa memanggil Sandy, Sandy hanya senyum sedikit dan pergi meninggalkannya.
Beberapa
waktu pun berlalu, sekarang Raisa hanya ingin menunggu kepastian dari Sandy,
mengapa sandy berubah dan mengapa sandy menjauhinya. Raisa ingin menayakan
kepadanya tentang hal itu, namun keinginan itu mungkin hanya sebatas impin yang
tidak mungkin dicapai.
****
Suatu hari
ketika Raisa sedang bermain bersama winda, secara tidak sengaja dia melihat
sebuah buku yang bertuliskan tentang ceritanya bersama Sandy dalam OSIS, dan
menuliskan tentang keseharian winda dan sandy saat bersama dan mereka berdua
juga menceritakan hubungan mereka berdua yang lebih dari seorang sahabat.
Ketika Raisa melihat dan membaca semua tulisan itu, hatinya seperti teriris
pisau yang tajam dan itu cukup membuat Raisa mengeluarkan lagi air matanya.
Setelah
kejadian itu sekarang Raisa sudah sedikit lega karena dia sudah mengetahui
semua yang terjadi. Dan itu membuat Raisa bersemangat untuk melupakan Sandy.
********
Karya : Riyani
No comments:
Post a Comment